Dinsdag 30 April 2013

EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU SEMBILAN, KAB. KOTABARU, KAL-SEL

EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI WILAYAH KKLD

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu potensi laut yang dimiliki oleh Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan Pulau Laut selatan dan Kecamatan Pulau Sembilan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa Kondisi ekosistem terumbu karang di perairan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan secara umum berada dalam kondisi yang kurang baik. Pada beberapa titik pengamatan, persentase penutupan berkisar 30-50%. Kerusakan ini diakibatkan oleh pengaruh fisik, berbenturan dengan perahu dan kegiatan pemboman. Hal ini terjadi terutama di zona reef flat. Di sekitar terumbu karang banyak terdapat ikan karang herbivora, seperti ikan kupu-kupu. Pada perairan ini juga banyak terdapat algae yang tumbuh pada patahan karang mati (death coral with algae).
Terumbu karang pada zona reef flat dan reef slope hingga kedalaman 5 meter. Pada kedalaman lebih dari 5 meter sudah tidak terdapat lagi terumbu karang tetapi hanya substrat dasar berupa pasir. Ukuran koloni karang di sekitar reef flat rata-rata berdiameter 20 cm dan letaknya menyebar berjauhan. Hal ini menunjukkan bahwa terumbu karang tersebut berada dalam masa recovery setelah mengalami kerusakan. patahan karang (rubble) banyak terdapat di zona ini.
Pada daerah reef slope, jenis lifeform karang yang ada adalah jenis massive, sub massive, karang meja, dan karang bercabang. Terumbu karang ini berada dalam ukuran koloni yang besar, terutama lifeform karang massive dan submassive. Jenis lifeform inilah yang relatif tahan terhadap gangguan fisik. Juga masih dapat ditemukan sponge berukuran besar (tinggi 40 cm diameter 30 cm) di zona ini.
Kondisi dan luas areal terumbu karang yang dijadikan lokasi konservasi disajikan pada Tabel berikut.
Lokasi Perkiraan Luas Kondisi
Kec. Pulau Laut Barat
1. Tanjung Kunyit
2. Tanjung Pelayar
642 Ha
600 Ha
42 Ha
Rusak - Baik
Rusak - Baik
Kec. Pulau Laut Selatan
1. Pulau Kerayaan
2. Pulau Kerasian
3. Pulau Karamputan
4. Pulau Birah-birahan
588 Ha
400 Ha
160 Ha
18 Ha
10 Ha
Rusak - Baik
Rusak - Baik
Rusak - Baik
Baik
Kec. Pulau Sembilan
1. Pulau Denawan
2. Pulau Marabatuan
96 Ha
64 Ha
32 Ha
Mulai rusak - Baik

Secara umum jenis terumbu karang yang ada di Kecamatan Pulau Sembilan, Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan adalah 24 jenis terumbu karang keras (hard coral), 2 jenis terumbu karang lunak (soft coral) dengan berbagai bentuk yang khas seperti masif, lembaran, bercabang, tanduk, meja dan otak.
Adapun jenis-jenis yang tercatat antara lain karang bercabang (Acropora formosa, A. palifera, Seriotopora caliendrum, Pocilopora damircornis). Karang berpenampilan seperti meja (Acropora hyacinthus), Karang jamur (Fungia costulata F. repanda).
Beberapa karang yang khas seperti karang api (Milepora dicitoma). Karang biru (Heliopora coerelea) dan karang masif dari jenis Porites, Goniatrea, Goniopora yang dijumpai koloni merayap, bongkahan bundar berpola seperti otak. Sedangkan karang lunak yang dijumpai dari jenis Sinularia dan Sarchophyton. Beberapa jenis karang tersebut di sajikan pada Gambar berikut.
Beberapa jenis terumbu karang di Kabupaten Kotabaru
Beberapa jenis terumbu karang di Kabupaten Kotabaru, pulau sembilan (a) massive (b) sponge (c) anemon (d) tabulate

Ikan Karang

Ikan karang (ikan-ikan yang berasosiasi dengan karang) yang menghuni perairan sekitar Kecamatan Pulau Sembilan, Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan pada umumnya terdiri dari ikan hias dan ikan karang konsumsi. Ikan karang umumnya berukuran kecil hingga sedang dengan corak warna yang menarik.
Jenis-jenis ikan karang hias yang banyak dijumpai di Kecamatan Pulau Sembilan, Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan seperti ikan badut/giru (Amphiprion accoelaris dan A. clarki), ikan sersan (Abudefduf bengalensis, A. lorentzi, A. septemfasciatus, A. sexatilis dan A. sexfasciatus).
Sedangkan ikan karang konsumsi yang banyak dijumpai adalah dari jenis ikan kerapu (Chomileptes altivelis, Ephinephelus fuscoguttatus), ikan kakap (baroci) (Lutjanus decussatus), ikan baronang (Siganus coralinus, S. dolainus), ikan ekor kuning (Caesio kuning), ikan tanda-tanda (Lutjanus fulvilamma), ikan pari bintik biru (Halichoeris centriquadrus), ikan gitaran (Rhynchobatus djiddesis), ikan pari (Rhinotera javanica) dan beberapa jenis ikan konsumsi lainnya. Salah satu jenis ikan karang konsumsi tersebut ditunjukkan pada Gambar berikut.
Beberapa jenis ikan hias yang ada di perairan Kecamatan Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan dan Pulau Sembilan
Beberapa jenis ikan hias yang ada di perairan Kecamatan Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan dan Pulau Sembilan
Ikan Karang Konsumsi (Kerapu) yang ada di sekitar Terumbu Karang Kab. Kotabaru
Salah satu jenis Ikan Karang Konsumsi (Kerapu) yang ada di sekitar Terumbu Karang Kab. Kotabaru

Biota Lainnya

Golongan biota laut lainnya yang terdapat di Kecamatan Pulau Sembilan, Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan seperti moluska, ekinodermata, krustasi dan polichaeta. Dari golongan moluska yang terpenting adalah lola/susu bundar (Trochus niloticus) dan kima (Tridacna spp). Ada terdapat 4 jenis kima yaitu kima besar (Tridacna maxima), kima sisik (Tridacna squamosa), kima lubang (Tridacna crocea) dan kima pasir (Hippopus hippopus).
Dari golongan ekinodermata jenis-jenis yang dijumpai adalah jenis bulu babi (Diadema setosom dan Echinuthrix calamaris), jenis tripang (Holothuria scabra, H. arta dan Bohadschia argus), jenis binatang laut (Linckia laevigata, Culcita novaguineae dan Ophiotrichides nereidina), jenis bintang ular (Ophitrichoides nereidina) dan jenis bintang biru (Linekia laevigata). Selanjutnya jenis krustasi yaitu jenis lobster udang karang (Panulirius sp), kepiting batu (Graphus temichristatus dan Dardamus guitatus, Ocyphode marcphitalmus) dan kepiting cina (Scylia serrata). Disamping jenis di atas terdapat juga berbagai macam cacing laut (Polichaeta, Spirobranchus giganteus dan Pseudedoceros sp).

ORGANISASI PENGELOLA KAWASAN

Organisasi yang baik sangat diperlukan guna pengaturan dan pengelolaan kawasan secara efektif. Organisasi dapat merinci tentang tugas dan tanggung jawab pengelola dalam pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Bahari Pulau Sembilan (TWB-PS) dan Taman Wisata Bahari Pulau Laut Barat-Selatan (TWB-PLBS). Organisasi pengelolaan TWB tersebut akan ditentukan secara definitif, spesifik dan disesuaikan berdasarkan kegiatan yang akan dikembangkan nantinya.
Tujuan utama Taman Wisata Bahari Pulau Sembilan (TWB-PS) dan Taman Wisata Bahari Pulau Laut Barat-Selatan (TWB-PLBS) adalah konservasi. Dimana dengan adanya konservasi maka ekosistem dapat dipertahankan dan dipelihara. Selanjutnya dengan adanya konservasi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Kotabaru seperti retribusi. Struktur organisasi TWB yang telah ditetapkan disesuaikan dengan hirarki administrasi dan pengelolaan berada dibawah Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotabaru yang dilengkapi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) TWB-PS dan TWB-PLBS. Dalam pelaksanaanya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotabaru selalu bekerja sama dengan dinas lainnya seperti Dinas Parawisata dan instansi terkait lainnya. Alternatif lain dalam pengelolaan dapat juga bekerjasama dengan pihak swasta (investor) yang pelaksanaannya tetap dibawah pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Sarana dan Prasarana Pendukung di Wilayah KKLD

Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang sangat diperlukan guna tercapainya tujuan, target dan sasaran pembangunan TWB-PS dan TWB-PLBS yang secara teknis dilaksanakan oleh pengelola TWB tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang telah ada di wilayah KKLD adalah :
  1. Sarana prasarana yang merupakan aset KKLD
    • Bangunan/ Kantor Pusat Informasi KKLD dengan sarana pendukungnya seperti Meubelair (lemari besi, lemari kayu, filling kabinet, brankas, kursi besi, meja kerja), Genset, whiteboard, notebook, papan nama KKLD, sumur gali dan tower air
    • Kapal Pengawas, GPS dan pelampungnya
    • Pondok Jaga
    • Pondok Wisata
    • Pintu Gerbang KKLD
    • Penanda/mooring buoy di zona KKLD
    • Alat selam
    • Shelter
    • Sepeda motor untuk pengelola KKLD
    • Bangunan Penangkaran penyu
  2. Dermaga pelabuhan ada di setiap pulau di sekitar wilayah KKLD
  3. Sarana komunikasi
    Prasarana komunikasi seperti SSB dan handy talky yg diperlukan guna mempermudah dan mempercepat penyampaian informasi penting bagi pengelola di TWB-PS dan TWB-PLBS belum ada namun terjangkau untuk berkomunikasi lewat sarana telpon seluler/hp.
Beberapa biota laut yang terdapat di perairankawasan KKLD Kab. Kotabaru
Beberapa biota laut yang terdapat di perairan kawasan KKLD Kab. Kotabaru

Posisi geografis dan batasan area Kecamatan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kalimantan Selatan :
Uraian Kec. P Laut Barat Kec. P Laut Selatan Kec. P Sembilan
Posisi 04o 05' 00" LS
116o 05' 00" BT
03o 43' 06" LS
116o 10' 54" BT
04o 37' 00" LS
116o 60' 54" BT
Batas Area
- Utara
- Timur
- Selatan
- Barat
Kec. P Laut Utara
Kec. P Laut Timur
Laut Jawa
Laut Jawa
Kec. P Laut Timur
Selat Makassar
Laut Jawa
Kec. P Laut Barat
Selat Laut
Selat Makassar
Laut Jawa
Laut Jawa

FAKTOR PENDUKUNG

Untuk pengembangan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) harus memiliki faktor-faktor pendukung yang menunjang keberhasilan program konservasi sebagai berikut :
  1. Keadaan alam
    Keadaan alam khususnya di Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan Pulau Laut Selatan dan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru masih memiliki panorama dan keindahan bawah laut yang menarik. Keindahan terumbu karang dengan aneka ragam makhluk hidup dan berasosiasi di sekitar terumbu karang yang merupakan potensi wisata untuk dikunjungi wisatawan serta didukung oleh panorama pantai yang terlihat masih alami dengan pasir-pasir putih serta bebatuan yang memiliki bentuk yang unik. Potensi seperti ini perlu dijaga dan dilestarikan dengan suatu pengelolaan yang baik melalui konsep pelestarian, sehingga lokasi tersebut dapat direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai kawasan konservasi.

  2. Potensi parawisata
    Kabupaten Kotabaru khususnya Kecamatan Pulau Laut Barat, Kecamatan Pulau Laut Selatan dan Kecamatan Pulau Sembilan masih memiliki keanekaragaman dengan daya tarik tersendiri selain potensi keindahan dari terumbu karang seperti budaya, adat istiadat, pola kehidupan masyarakat pesisir, panorama alam, terumbu karang dan sebagainya.
Dengan daya tarik tersebut dapat dimanfaatkan guna menarik wisatawan baik wisatawan regional maupun internasional sebagai berikut :
Pantai Laso Watu (Batu Laso)

Pantai Laso Salah satu keajaiban alam yang terdapat di Pulau Kerayaan Kec. Pulau Laut Selatan. Laso Watu (Batu Laso) merupakan sebuah batu yang menonjol kea rah laut menyerupai laso (bahasa mandar) atau alat kelamin laki-laki. Daerah ini juga merupakan daerah objek wisata alam yang menarik.

Batu Jodoh

Batu Jodoh Batu Jodoh yang terletak di Pantai Aru kec. Pulau Laut Selatan merupakan tempat yang dipercayai oleh masyarakat sebagai tempat terkabulnya segala ikrar sepasang kekasih. Perjanjian atau ikrar dilakukan dengan duduk di atas kedua batu tersebut kemudian sepasang kekasih tersebut saling berikrar dan dengan demikian mereka meyakini bahwa ikrar mereka tersebut dapat terkabul. Keyakinan ini sudah dipercayai oleh masyarakat secara turun temurun.

Terumbu Karang

Terumbu Karang Salah satu jenis Terumbu Karang yang ada di Teluk Tamiang kec. Pulau Laut Barat sangat indah dilihat. Keindahan ini dapat langsung dinikmati oleh wisatawan dengan menyelam (Diving) dan keindahan terumbu karang ini dipercayakan kepada kepala desa setempat untuk memeliharanya.

Mallasuang Manu

Upacara Adat Mallasuang Manu merupakan acara adat melepas sepasang ayam untuk diperebutkan kepada masyarakat sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil laut di kec. Pulau Laut Selatan. Acara adat ini dilaksanakan di Pantai Teluk Aru oleh suku Mandar yang banyak bermukim di daerah tersebut dan budaya ini sudah diagendakan setiap tahun sekali yakni pada bulan Maret.
Upacara Adat Mallasuang Manu
Upacara Adat Mallasuang Manu di Kec. Pulau Laut Selatan Kab. Kotabaru

Lomba Perahu Katier

Perahu Katier Kegiatan lomba Perahu Katier (Katier Race) merupakan event tahunan yang sudah dijadwalkan dalam agenda parawisata Kotabaru. Pelaksanaan Lomba Perahu Katier di Pulau Kerayaan pada setiap bulan Juli pertengahan dan berlangsung selama satu minggu. Kegiatan ini banyak diikuti oleh peserta dari daerah luar pulau sehingga banyak wisatawan yang datang pada saat perlombaan.

Obyek Wisata Pantai dan Bawah Laut

Wisata Pantai Laut.jpg Keindahan panorama pantai dan pulau serta sebagian dasar laut dangkal yang ditumbuhi terumbu, potensial sebagai obyek wisata pantai dan bawah laut. Pantai dan Laut P. Danawan, Menyimpan Potensi Wisata Pantai, Laut, Bawah Laut dan

Sondag 28 April 2013

KEGIATAN PRAKTIKUM MOLLUSCA

KEGIATAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM FILUM MOLLUSCA


KEGIATAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM FILUM MOLLUSCA
A . Pengantar
            Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini triploblastik , bilateral simetris, umumnya memiliki  mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium  karbonat. Cangkok  tersebut  berfungsi sebagai  rumah  ( rangka luar ) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun  ada pula mollusca yang  tidak memiliki cangkok , seperti  cumi-cumi , sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur  berotot yang disebut kaki  yang bentuk dan fungsinya  berbeda untuk setiap kelasnya.
Cangkok kerang terdiri dari dua belahan , sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya , kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontaraksi otot. Lain halnya kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok , kakinya terletak di bagian kepala yang berungsi  untuk menangkap mangsa.
Mollusca memiliki alat pencernaan yang sempurna , mulai dari mulut yang mempunyai radula    ( lidah parut ) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga mantel.Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi  pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda.
Pernapasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. System saraf terdiri dari  tiga pasang  ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal, yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
SISTEMATIKA
            Berdasarkan:  bidang simetri , kaki, cangkok, mantel, insang, dan system syaraf Mollusca  terdiri atas 5 kelas , yaitu : (1) Amphineura , (2) Gastropoda , (3) Scaphopoda , (4) Cephalopoda, dan (5) pelecypoda.
B . Bahan
1.      Remis             
2.      Bekicot
C . Tujuan
1.      Observasi morfologi tubuh mollusca ;
2.      Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam kelas yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri ;
3.      Obsevasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap kelas ;
4.      Membuat tabel  karakteristik umum filum Mollusca ;
5.      Membuat tabel kladistik dari spesies hewan yang diamati; dan
6.      Membuat kladogram;
D . Cara Kerja
1.      Amati dan gambarkan serta beri keterangan gambar  / label hewan-hewan dari filum Mollusca yang telah disediakan, kemudian tulislah hasil pengamatan Anda ke dalam tabel berikut !
Dari gambar tersebut diperoleh :
No.
1
2
Nama spesies
Corbicula ( Remis )
Achatina fulica ( Bekicot )
Lunak
v
v
Multiselluler
v
v
Simetri tubuh
Simetris bilateral
Simetris bilateral
Bentuk tubuh/cangkok
Terdapat cangkok terdiri dari 2 bagian .
Cangkok terdiri dari 3 lapisan yaitu periostrakum , prismatic dan nakreas.
Memiliki mantel.
Mempunyai cangkok dan berbentuk kerucut terpilin ( spiral ), memiliki mantel.
Tipe/letak kaki
Memiliki kaki berbentuk kapak  pipih. Kaki terletak di bagian tengah tubuh di antara insang
Gastropoda memiliki kaki yang terdapat diperut. Hewan ini berjalan / bergerak dengan menggunakan perutnya  yang memiliki otot yang disebut “kaki”. Memiliki kaki yang besar dan lebar. Kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir guna mempermudah gerakan.
kelas
Bivalvia
Gastropoda
2.      Temukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang anda amati dan tuliskan persamaan-persamaan tersebut !
Jawaban :
persamaan-persamaan, antara lain :
*      Memiliki tubuh yang lunak;
*      Umumnya tubuhnya bercangkang serta terdapat mantel;
*      Memiliki tubuh simetris bilateral;
3.      Temukan perbedaan yang dimiliki oleh  setiap spesies yang anda amati dan tuliskan perbedaan-perbedaan tersebut !
Jawaban : perbedaan antara Remis (kelas : Bivalvia) dan Bekicot (kelas : Gastropoda ) adalah :
*      Kedua spesies memilki cangkok , namun pada bivalvia memilki 2cangkok yang setangkup atau terdiri 2 bagian yang disatukan ke dalam suatu sendi yang elastic yang disebut hinge,
Sedangkan pada gastropoda memiliki cangkok yang berkatup satu ( rumah ) dan berbentuk kerucut terpilin ( spiral ).
*      System ekskresi pada Bivalvia berupa Ginjal, sedangan pada Gastropoda berupa Nephridia.
*      System respirasi pada Bivalvia dengan menggunakan insang dan mantel, sedangkan pada Gastropoda menggunakan paru-paru.
*      System reproduksi pada bivalvia : umumnya berumah dua ( diesis)atau monoesis, sedangkan pada gastropoda : hermafrodit.
4.      Tulislah ciri khas dari tiap-tiap  kelas pada kolom berikut !
No
kelas
Ciri khas
1
Bivalvia
-    Kaki berbentuk pipih seperti kapak.
-    Memiliki 2 cangkang.
-    Tidak memiliki  tentakel , mata dan kepala.
2
gastropoda
-    Menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya,      kaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya.
-    Cangkang berbentuk kerucut dan berputar ke arah   kanan.
-    memiliki tentakel , mata dan kepala.
5.      Buatlah karakteristik umum dari filum Mollusca!
Jawaban   :
*      Memiliki tiga lapisan sel (Triploblastik);
*      Tubuh bilateral simetri
*      Memiliki rogga tubuh ( coelom )
*      Bertubuh lunak, tidak memiliki  ruas / segmen
*      Umumnya memiliki mantel ( pembungkus bagian yang lunak )
*      Hewan ini umumnya memiliki cangkok/cangkang yang terbuat dari zat kapur yang keras, namun adapula mollusca yang tidak memiliki cangkok seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang.
*      Mollusca bersifat kosmopolit yaitu merupakan hewan yang dapat ditemukan dimana-mana,di darat, laut, air tawar, mulai dari daerah tropis hingga didaerah kutub.
*      Alat pencernaan sempurna : mulut – anus.
*      Alat respirasi : insang atau paru-paru, mantel atau oleh bagian epidermis.
*      Alat ekskresi berupa ginjal.
*      System syaraf terdiri dari tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral, ganglion pedal.
6.      Buatlah tabel gladistik dari spesies hewan yang anda amati!
Karakteristik
Kelas
Bivalvia
Remis
Gastropoda
Bekicot
Struktur tubuh : kepala,leher,badan
0
0
Alat indra : mata
1
0
System reproduksi: terpisah
1
0
Kelenjar ludah  -hati
0
1
Pancreas
0
1
System syaraf : ganglion
1
1
System pencernaan makanan : mulut-anus
1
1
System peredaran darah : jantung
1
1
System ekskresi : jantung
1
1
System respirasi : paru-paru/insang
1
1