Topik
: Divisio Pinophyta
Tujuan : Mengetahui
ciri-ciri morfologi dan aspek-aspek botani beberapa tumbuhan yang termasuk
dalam kelompok Divisio Pinophyta
Hari/ tanggal : Senin/
16 September 2013
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Baki/ nampan
2.
Alat tulis.
3.
Pisau silet/ cutter
Bahan :
Tumbuhan dengan organ lengkap (akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji) :
1.
Pakis haji (Cycas
rumphii Miq.)
2.
Pinus (Pinus
merkusii Jungh. & De Vr.)
3.
Melinjo (Gnetum
Gnemon L. Var. Domesticum Mgf.)
II.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2.
Mengamati dan mencatat sifat-sifat (karakteristik)
serta ciri-ciri dari specimen yang meliputi :
·
Perawakan tumbuhan (habitus) ; pohon, perdu,
semak atau terna.
·
Periodisitasnya ; annual, biennial, pirennial.
·
Susunan akar ; tunggang atau serabut.
·
Sifat-sifat batang ; cara percabangan
(monopodial, simpodial, dikotom), arah tumbuh batang (tegak, berbaring,
merayap, memanjat, membelit, dan sabagainya), bentuk batang (bulat, pipih,
persegi dan sebagainya) permukaan batang serta alat-alat lain seperti duri,
bulu, rambut, kelenjar-kelenjar, bergetah atau tidak dan sebagainya.
·
Sifat-sifat daun ; tunggal atau majemuk
(menjari, menyirip, dan campuran), tata letak daun (berseling, tersebar atau
berkarang), bagian-bagian daun (daun lengkap atau tidak), bangun/ bentuk daun,
ukuran (panjang dan lebar daun), pangkal daun, tepi daun, ujung daun, urat
daun, adanya rambut-rambut pada permukaan atas dan bawah daun, tekstur daun dan
warna daun.
·
Sifat-sifat bunga ; bunga tunggal atau majemuk
(berbatas, tidak berbatas), bagian-bagian bunga, bunga lengkap atau tidak, daun
pelindung, daun-daun pembalut, kelopak tambahan.
·
Sifat-sifat buah ; sejati atau semu.
·
Sifat-sifat lain ; kuncup, alat-alat pembelit,
alat-alat pemanjat, duri, dan sebagainya.
3.
Menggambar :
a.
Tumbuhan lengkap atau cabang lengkap.
b.
Bagian-bagian dari tumbuhan (daun, bunga dan buah).
c.
Irisan melintang atau membujur bunga.
d.
Irisan melintang atau membujur buah.
4.
Menentukan aspek botani atau nilai ekonomis dari setiap
specimen yang diamati.
5.
Melakukan pendeterminasian terhadap setiap tumbuhan
yang diamati dengan menggunakan buku flora.
III. TEORI DASAR
Sifat utama dari divisio Pinophyta adalah bijinya “telanjang” yang tumbuh
kurang lebih terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus)
atau pada tangkai di antara daun. Sebagai bandingan, biji-biji dari
Magnoliophyta (Angiospermae) tumbuh di dalam jaringan bakal buah (ovarium) atau
struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang
terbuka dan tabung sari tumbuh dari tiap serbuk sari menembus jaringan ovul,
tetapi pada Magnoliophyta serbuk sari tidak langsung bersentuhan dengan ovul,
tapi hinggap pada bagian kepala putik (stigma) dari putik (pistilum) dimana ia
berkecambah. Tabung sari tumbuh menembus jaringan-jaringan lain sebelum
akhirnya memasuki jaringan ovul.
Beberapa hal lain yang membedakan Pinophyta dari Magnoliophyta adalah :
1)
Tidak adanya pembuahan ganda.
2)
Tidak adanya pembuluh trakea pada xylem, kecuali pada
sub division Gnetophytina.
3)
Tidak adanya sel pengantar pada floem.
4)
Adanya gametofit
betina yang terdiri dari banyak sel atau badan nucleus.
5)
Adanya arkegonium pada gametofit betina ( kecuali pada Gnetum dan Welwitschia)
6)
Sebagian besar berupa tumbuhan berkayu
Divisio Pinophyta terdiri atas tiga sub division, yaitu:
1.
Sub division Cycadophytina
Sub division Cycadophytina biasanya merupakan tumbuhan yang menyerupai
palm atau tumbuhan paku, daun umumnya majemuk, kayu lunak, strobilus jantan
kalau ada sederhana, ovul dengan satu integument. Terdiri dari tiga
classis; Lyginopteridopsita,
Bennettitopsida, dan Cycadopsida.
2.
Sub division Pinophytina
Tumbuhan dengan daun tunggal, kayu tidak mempunyai trakea, relatif padat,
mikrostrobili tunggal dan ovul dengan satu integument.Terdiri atas tiga classis
yaitu Ginkgoopsida, Cordaitopsida, dan Coniferopsida.
3.
Sub divisio Gnetophytina
Tumbuhan gymnospermae yang problematik dengan morfologi yang menarik. Strobilus
jantan maupun strobilus betina majemuk.Embrio dengan dua kotiledon.Terdiri dari
tiga ordo; Ephedrales, Welwitschiales, dan Gnetales.
IV. HASIL PENGAMATAN
A.
Tabel ciri-ciri tumbuhan yang diamati :
No
|
Ciri-ciri
|
Nama
Tumbuhan yang Diamati
|
Pakis
Haji
|
Pinus
|
Melinjo
|
1
|
Habitus
|
Pohon
|
Pohon
|
Pohon
|
2
|
Periodisitasnya
|
Pirenial
|
Pirenial
|
Pirenial
|
3
|
Sifat akar
|
Serabut
|
Tunggang
|
Tunggang
|
4
|
Sifat-sifat
batang :
|
|
|
|
|
Percabangan
|
Monopodial
|
Simpodial
|
Monopodial
|
|
Arah tumbuh
batang
|
Tegak
Lurus
|
Tegak
Lurus
|
Tegak
Lurus
|
|
Bentuk batang
|
Bulat
|
Bulat
|
Bulat
|
|
Permukaan
batang
|
Bersisik
|
Kasar
Berbulu
|
Kasar
|
|
Alat lain-lain
|
Duri
|
-
|
Stipulae
|
5
|
Sifat-sifat
daun :
|
Roset
batang
|
Tersebar
|
-
|
|
Tata letak
daun
|
Berseling
|
Sejajar
|
Berkarang
|
|
Bagian daun
|
Tidak
lengkap
|
Tidak
lengkap
|
Tidak
lengkap
|
|
Bentuk daun
|
Lanset
|
Jarum
|
Jorong
|
|
Pangkal daun
|
Tumpul
|
Runcing
|
Meruncing
|
|
Ujung daun
|
Runcing
|
Runcing
|
Meruncing
|
|
Tepi daun
|
Lurus
|
Rata
|
Rata
|
|
Urat daun
|
-
|
-
|
Menyirip
|
|
Tekstur daun
|
Licin
|
Kasar
|
Kasap
|
|
Warna daun
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
6
|
Sifat-sifat
bunga :
|
Semu
|
Sejati
|
Semu
|
|
Bagian bunga
|
Lengkap
|
Lengkap
|
Lengkap
|
|
Alat tambahan
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Sifat buah
|
Terbuka
|
Terbuka
|
Terbuka
|
8
|
Sifat lain
|
-
|
-
|
-
|
B. Gambar hasil pengamatan
a. Pakis Haji (Cycas rumphii Miq.)
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Strobilus
jantan
4. Strobilus
betina
5. Buah
Berdasarkan Literatur :
Anonim a. 2013
b. Pinus
(Pinus merkusii)
Keterangan :
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Strobilus
jantan
5.
Strobilus betina
Berdasarkan Literatur :
Anonim b 2013
c.
Melinjo (Gnetum
gnemon)
Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Akar
4. Buah
5. Strobilus
jantan
6. Strobilus
betina
Berdasarkan
Literatur :
Anonim c 2013
Anonim d 2013
Anonim e 2013
Kunci Determinasinya :
1.
Pakis haji
(Cycas
rumphii Miq.)
Kunci
determinasi dari pakis haji yakni 1b,
2b, 3b, 4b, 6b, 7a, 8a.
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati,
sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga………………………………………2.
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………………………….3.
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak
terdapat dalam berkas tersebut di atas……………………………………………………………………………….4.
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa
rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas……………………………………….6
6b :
Dengan daun yang jelas…………………………………………………………7
7a : Tumbuh-tumbuhan semacam palem, kerap kali
batangnya tidak bercabang dan mempunyai berkas daun yang berupa lingkaran;
kadang-kadang tidak berbatang. Daun besar, menyirip atau berbentuk
kipas……………………………………...8.
8a : Bunga telanjang, terkumpul menjadi kerucut
bunga jantan atau betina berada diujung. Karangan bunga, juga di waktu mudanya,
tidak pernah diselubungi oleh seludang bunga. Tumbuh-tumbuhan yang menghasilkam
gom.
14. Cycadaceae
2.
Pinus (Pinus
merkusii)
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga…………..……….………..……..…2.
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………………..……..…3.
3a : Daun berbangun jarum dan terdapat dalam berkas terdiri dari
2-3 helai, pangkal tiap berkas daun diliputi oleh bebrapa sisik tipis bangun tubuh…….13. Pinaceae.
3.
Melinjo (Gnetum
gnemon)
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati,
sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga………………………………………2.
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………….................……3.
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak
terdapat dalam berkas tersebut di atas…………………………………………………………………………….....4.
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa
rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan di
atas…………………………………...….6.
6b : Dengan daun yang jelas.………………………………………………………...7.
7b : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau
yang menyerupainya…………....9.
9b : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat tidak
membelit…………………………..10.
10b: Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi
rozet……………………..……..11.
11b: Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan
jelas dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping
dan yang serong ke atas……,,,12.
12b:Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak
ada daun sama sekali…………………………………………………………………………....13.
13b: Tumbuh-tumbuhan bentuk lain………………………………………………..14.
14b: Semua daun duduk berhadapan………………………………………………..16
239b:Tumbuh-tumbuhan tanpa getah……………………..……………………….243.
243b:Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain……………..………………….…..244.
244b: Susunan bertulangan daun tidak demikian,
seluruhnya atau sebagian besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau
sejajar………………………….248.
248b: Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan
urat daun seperti jala….....249.
249a:Daun jika dipatahkan (disobek dipatahkan)
memperlihatkan serabut halus yang menonjol. Bunga sangat kecil, tanpa perhiasan
bunga, dalam lingkaran pada karangan bunga yang berbentuk bulir berwarna
hijau…………...15. Gnetaceeae.
V.
ANALISIS DATA
1.Pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Pinophyta
Sub divisio:
Cycadophtyna
Class :
Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Famili : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii
Sumber : (Undang Ahmad Dasuki. 1991)
Berdasarkan hasil pengamatan Pakis haji pohonnya
kecil, berbentuk seperti tumbuhan dari suku Arecaceae (Palmae).Daun majemuk
menyirip terkumpul di ujung batang membentuk mahkota.Termasuk tumbuhan berumah
dua, bunga-bunga tersusun dalam strobilus, setiap bunganya berkelamin satu.
Strobilus jantan terletak di ujung batang,
terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun spiral. Setiap mikrosporofil
mempunyai bagian yang steril sebelah atas berupa tudung dan bagian yang fertile
di sebelah bawah yang banyak membawa mikrosporangia di permukaan bawahnya.
Setiap mikrosporangia membawa banyak serbuk sari. Strobilus betina juga
terdapat di ujung batang, membawa banyak makrosporofil yang bias lepas satu
sama lainnya. Setiap makrosporofil mempunyai banyak bagian yang steril di
sebelah atas dan bagian yang fertile di sebelah bawah yang membawa 2-8 ovul.
Batang dengan pangkal tangkai daun yang
tetap tinggal, empulur besar dan pada kulit batang terdapat saluran-saluran
lendir. Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh
kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari
susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan dan karena pada batangnya
berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, serta memiliki
korteks yang tebal.Penebalan sekunder
kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran yang
tingginya bisa mencapai 1-6 m. Periodisitas dari tumbuhan ini bertipe pirenial
dengan tipe akar serabut.
Semua pakis haji berumah
dua (
dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina.Serbuk sari
dihasilkan oleh tumbuhan
jantan dari
runjung besar yang
tumbuh dari ujung batang.Alat betina mirip
daun dengan
biji
tumbuh dari samping.Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.
Pakis haji mempunyai sifat batang yaitu percabangannya
yang monopodial, arah tumbuh batang yang tegal lurus, bentuk batang bulat,
dengan permukaan yang berusuk. Pada tangkai daun terdapat duri tempel yang
tajam, pada batang terdapat sisik, bulu, dan sisa pelepah, anak daunnya sangat
banyak yang garis tengahnya 20 – 25x –1 – 2 cm yang sering kali berbentuk bulan
sabit. Daun tersusun dalam rosett batang, menyirip tunggal dengan tata letak
daun yang berseling.Bentuk daun tumbuhan ini bangun garis dengan pangkal daun
rata dan ujung daun runcing, yang lebih muda tergelung seperti paku.Urat daun
rata dengan warna daun yang hijau agak tua.Strobilus selalu terminal tanpa
bagian-bagian yang menyerupai daun pada tangkainya. Biji berbentuk bulat
memanjang dengan ukuran 4 – 6 cm, berwarna coklat, orange, kerucut jantan bertangkai
pendek, kuning cerah, tebal 15 cm yang semakin di atas semakin menyempit, daun
buah panjang dengan tepi daun rata dan lancip.
Akar beberapa jenis pakis
haji dapat diinfeksi oleh sejenis
Cyanobacteria,
Anabaena cycadeae, yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak
(simbiosis mutualistis
). Akar yang terinfeksi akan membentuk
semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji
yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung
pati dalam jumlah yang lumayan.
Habitusnya
berkayu dan mempunyai lapisan korteks yang tebal dimana terjadinya penebalan
sekunder yang disebabkan oleh beberapa kambium. Tangkai daun berduri tempel
tajam dan anak daun sangat banyak. Daun panjang, bergerigi dan berakhir dengan
ujung yang panjang dengan tepi yang rata dan lancip. Empulur tanaman pakis haji
banyak mengandung amilum. Kulit batang, biji yang muda dan getahnya berguna
untuk obat.
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya
mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau
polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan
gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora
yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun
spiral pada aksis strobilus (Kimball, 1987).
Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan
mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti
konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti
halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui
meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak
dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan
gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap
berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit
berikutnya setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis
berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk
serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit
betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium
merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah
megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan
bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela) (Kimball, 1987).
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan
mikrospongia disebut mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones),
sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia)
disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan
megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan
miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi
(Kimball, 1987).
Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap
mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4
mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau
serbuk sari atau pollen (Kimball, 1987).
Strobilus betina tersusun atas daun buah
(makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung
dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang
didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis
mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya,
hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur (Kimball, 1987).
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau
strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil
terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan
makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil
dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih
bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang
mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap
sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina
terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk
lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan
satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium (Sukmawati, 2008).
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni,
walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan
beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena
adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah (Sukmawati,
2008).
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak
mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut
arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara
kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu
berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu
bergerak bebas (Sukmawati, 2008).
Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu
menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk
tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan
menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina.
Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel
sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan
membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak
ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya (Sukmawati,
2008).
Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji
mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat
menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk
menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai
tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut
batangnya untuk mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis
melahirkan (Wikipedia, 2011).
Determinasinya : 1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7a – 8a
Familia : Cycadaceae
2. Pinus
(Pinus merkusii)
Klasifikasi :
Kingdom : Pinophyta
Classis : Pinopsida
Ordo : Pinales
Familia : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii
Sumber : (Cronquist.
1981)
Tanaman
pinus adalah tanaman yang mempunyai perawakan tumbuhan (habitus) pohon dengan
periodisitasnya adalah pireneal. Sifat akar (Radix) pada tanaman pinus adalah
tunggang, di mana akar lembaga pada tanaman pinus tumbuh terus-menerus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Sifat
batang (Caulis) adalah simpodial karena batang pokok tanaman pinus dapat terlihat
dengan jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) dari cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang adalah tegak lurus
(erectus) dengan bentuk batang yang bulat. Permukaan batang adalah kasar. Tata
letak daun pada tanaman pinus adalah tersebar dengan bagian daun yang tidak
lengkap. Bentuk daun adalah seperti jarum serupa bangun paku, lebih kecil dan
meruncing panjang. Pangkal daun (Basis Folii) adalah rata Tepi daun (Margo
Folii) adalah bertepi rata. Tekstur permukaan daun adalah licin (laevis) karena
permukaan daun dapat kelihatan dengan warna hijau. Sifat bunga (Flos) pada
tanaman pinus adalah bunga majemuk. Sedangkan sifat buah (Fructus) adalah
sejati karena buah terbentuk dari bakal buah dan apabila ada bagian bunga
lainnya yang masih tinggal pada bagian ini tidak merupakan bagian buah yang
berarti. Sifat lain yang terdapat pada tanaman pinus adalah adanya runjung
bunga. Pinus digunakan sebagai bahan bangunan.
Tinggi pohonnya ± 15 m. daunnya berbentuk seperti
jarum yang terkumpul pada setiap ujung cabang pohon ini. Tumbuhan ini juga
mempunyai bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina.. pohon pinus mempunyai
perakaran, yaitu akar tunggang. Habitusnya pohon yang mengandung getah dan
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan terpentin
Menurut literature, pohonnya tinggi antara 20-40 m,
memiliki daun tunggal lineralis sampai berbentuk jarum. Berkas jarum ini
sebetulnya adalah tunas yang sangat pendek yang tidak pernah tumbuh. Letaknya
tersebar dalam dua baris atau dua ikatan. Percabangan batangnya bersifat
monopodial, tumbuh tegak, memiliki bentuk batang yang bulat dengan permukaan
yang kasar. Pada pangkalnya dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik yang
berupa selaput tipis. Kayu tidak memiliki trakea. Strobilus jantan terletak di
ujung cabang membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral. Setiap
mikrosporofil terdiri dari bagian atas yang steril berupa dan bagian bawah
dengan dua mikrosporangia. Biji pipih berbentuk bulat telur yang dilengkapi
dengan sayap yang besar dan mudah lepas. Tanaman pinus ini pada saluran resinya
menghasilkan terpetin dan koloponium. Pohon pinus ini merupakan tanaman
pirenial dan sering digunakan sebagai bahan industri kertas. Selain itu juga
ditanam sebagai tanaman reboisasi.
Determinasinya : 1b
– 2b – 3a……
Familia : Pinaceae
3.
Melinjo (Gnetum gnemon)
Klasifikasi :
Divisio :
Pinophyta
Classis :
Gnetopsida
Ordo :
Gnetales
Familia :
Gnetaceae
Genus :
Gnetum
Spesies : Gnetum
gnemon
Sumber : (Cronquist. 1981)
Perawakannya
berupa pohon atau liana. Memiliki bentuk daun memanjang dengan ujung daun yang
meruncing, tepi rata dan letaknya berhadapan pada buku-buku batang yang
membesar pada bagian buku-bukunya tersebut. Pertulangan daunnya menyirip.
Strobilus jantan maupun betina majemuk. Memiliki embrio dengan 2 kotiledon.
Setiap bunga jantan memiliki perigonium berbentuk corong dengan satu stamen
yang membawa 2 antera. Pada setiap buku dari strobilus betina hanya terdapat
satu lingkaran bunga-bunga betina. Bunga betina memiliki dua integumen yaitu
integumen luar dan integumen dalam. Buah duduk pada waktu masak berwarna merah.
Kulit biji melinjo terdiri dari lapisan kulit luar, lapisan kulit tengah dan
lapisan kulit dalam.
Daun muda,
perbungaan, buah muda, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur. Bijinya
merupakan bagian yang terpenting. Buahnya tidak lain dari biji yang terbungkus
oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar yang tipis dan dapat
dimakan.Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk.
Proses embriogenesisnya mungkin belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon.
Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah.Biji
itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai
berkecambah.Munculnya ranting secara serempak dan perbungaannya berlangsung
terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim di sentra-sentra utamanya
menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan, yang seringkali menjurus ke
terjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Periodisitasnya pirenial, sifat akar tunggang,
percabangan batang monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus ke
atas.Bentuk batang pohon melinjo adalah
bulat, dan permukaan batang licin. Bagian daun tidak lengkap, daun-daun tersusun
sejajar dengan urat daun menyirip.Ujung daun meruncing dengan pangkal daun yang
runcing, tepi daun rata, warna daun hijau.Sifat buah semu. Ketika biji dibelah
manjadi dua bagian maka akan terlihat mesokarpium dan endokarpium.
Menurut literatur morfus daun pohon melinjo
( Gnetum gnemon) yaitu bentuk helai bulat telur (ovate ), bentuk
tepi daun rata ( ovate ), bentuk pangkal daun membulat
( rounded ), bentuk ujung daun meruncing ( acuminate ),
pertulangan daun melengkung ( arcuate ), kondisi permukaan daun
hijau licin, tata daun berhadapan ( opposite ), dan komposisi
daun tunggal (folium simplex ).
Morfus bunga dan buah pohon melinjo ( Gnetum
gnemon ) yang diamati yaitu memiliki jenis bunga tidak lengkap, tata bunga
aksilaris ( flos axillaris ), sifat simetri bunga polisimetris
(actinomorphus ), komposisi bunga majemuk
( inflorescence ), tipe perbungaan bongkol (head), tipe
buah berdaging, bentuk buah batu, ukuran buah 2x4 cm, warna buah
muda hijau, warna buah masak merah, dan buah bisa dimakan makan manusia.
Determinasinya :1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b –
11b – 12b – 13b – 14b – 16a – 239b – 243b – 244b – 248b – 249a….
Familia : Gnetaceae
VI.
KESIMPULAN
1.
Pakis Haji (Cycas rumphii Miq), Pinus (Pinus
merkusi Jungh. & De Vr.) dan Melinjo (Gnetum gnemon L.Var. Domesticum Mgf.) termasuk dalam divisio
Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka).
2.
Pakis Haji memiliki ciri-ciri
morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar
serabut, percabangannya monopodial, tata letak daunnya berseling, daunnya
majemuk dan memiliki alat tambahan lain berupa duri pada tangkai daun.
3.
Pinus memiliki ciri-ciri
morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar
tunggang, percabangannya monopodial, tata letak daunnya tersebar, daunnya
tunggal berbentuk seperti jarum. Kayu tidak memiliki trakea.
4.
Melinjo memiliki ciri-ciri
morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar
tunggang, percabangannya monopodial, daunnya berbentuk memanjang. Strobilus
jantan maupun betina majemuk. Buahnya dapat dikonsumsi.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
jitrosoomo, Gembong. 2003. Morfologi
Tumbuhan. UGM Press: Jogyakarta.
Steenis, Van. 2003. Flora.
PT. Pradnya Paramita: Jakarta.
D.G. G. J, Van Steenis. 1975/1971.Flora. PT
Pradaya Paramita.Jakarta.
D.Tjitrosoepomo, G. 2000.Taksonomi Tumbuhan,
UGM.Yogyakarta.
E.Tjitrosoepomo,
G. 2003.Morfologi Ttumbuhan. UGM.Yogyakarta.
Dasuki,
Undang, C.G.G.J. 1994. Sistematik tumbuhan
Tinggi.Pusat Antar Universitas Bidang Hayati ITB. Bandung.
D.G. G. J, Van Steenis. 1975/1971.Flora. PT
Pradaya Paramita.Jakarta.
D.Tjitrosoepomo, G. 2000.Taksonomi Tumbuhan,
UGM.Yogyakarta.
E.Tjitrosoepomo,
G. 2003.Morfologi Ttumbuhan. UGM.Yogyakarta.
Dasuki,
Undang, C.G.G.J. 1994. Sistematik tumbuhan
Tinggi.Pusat Antar Universitas Bidang Hayati ITB. Bandung.