Sondag 27 Oktober 2013

Poto Pulau Sembilan, Kotabaru Sang Pemikat Hati

         Perjalanan Anak BIOSTATION Pend. Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin Ke Pulau Sembilan

Poto - poto kami (Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin) Saat Tour ke Pulau Sembilan, Marabatuan, Danauwan, dan Payung- payungan. Terdiri dari Saya Sendiri Irwandy, Zainudin, Hery, dan Ka Jojo. Disana kami banyak menemukan hal-hal baru bagi kami terendiri, selain dari pemandangan pantai yang indah, gunung, dan banyak lagi yang lainnya... pokoknya Asyik... Luar Biasa.. Mantap..hehehe.....!!!!! ayo kawan-kawan jalan-jalan kesana.....

Poto ini saat kami ke pulau payung-payungan, teman - teman sempat eksis, tapi aku nya ngga, nasib - nasib.. tapi ngga apa-apa lah, yang penting aku bisa nikmati suasana indahnya pulau ini.

Nah, ini dia pulau yang akan kami datangi dan akan kami naiki diatas puncak sambil teriak sepuasnya, seperti  tak ada beban..hehehe. Nama pulau ini adalah Payung-payungan, pulau ini terkenal akan batu yang terjal yang menjulang tinggi sehingga membentuk seperti gunung padahal batu besar yang tersusun sehingga membentuk seperti gunung... Sungguh Luar biasa Ciptaan Tuhan... 

Sampai disana kami langsung manjat, tanpa alat apapun, luar biasa kan...tapi kami dibekali dengan keberanian dan kepercayaan diri. 


Sungguh mengesankan perjalanan unuk naik diatas puncak pulau ini, sampai kami harus naik dengan tali, ini pengalaman pertama bagi teman -teman saya, tapi mereka tetap terlihat semangat, sehingga rasa takut hilang begitu saja...HEBAT,,,,,,.........

Kami sudah diatas puncak, tinggal  menaiki menara payung -payungan, rasanya tak sabar lagi ingin melihat pemandangan diatas menara sambil berteriak, rasax diatas pesawat.. 



Ini aku sendiri, seperti preman yah, tp jangan dinilai dari penampilannya, hatinya belum tentu..hehe

Yang ini perkenalkan sahabat ku, Profesor kita, Zainudin.... dipanggil Zai, yang ini potonya pasti alay2 semua..he

Pekenalkan sahabat ku yang kedua ini Hery Faje..kalau di poto pasti angkat jempol terus..itu menandakan bahwa semuanya Oke.. tak ada yang perlu di khawatirkan

Yang ini adalah Ka Muhammad Ilham Farihi bisa di panggil Ka jojo, kalau lagi di poto biasanya SENYUM terus...

Ini poto pemandangan diatas menara payung-payungan, pulau sembilan
Pulau yang disana adalah Marabatuan, merupakan Kecamatan dari Pulau Sembilan
Ini adalah payung-payungan kecil, jadi payung-payungan terbagi dua, ada yang besar dan ada yang kecil
Ini payung-payungan, kami mengambil gambar di payung-payungan kecil

poto-poto lain keindahan pulau payung-payungan, pulau sembilan dan bawah lautnya





Ini kapal yang kita tumpangi untuk menuju kesana

inilah yang kami naiki lumayan tinggi lah..




Mungkin sampai disini dulu cerita dari saya, kalau mau merasakan sendiri keindahan pulau ini silahkan datang saja, perjalanan untuk kesana, bisa lewat kotabaru dengan kapal PERINTIS, dari Banjarmasin dengan Kapal Peng es atau kapal penjual Ikan

Kami akan melanjutkan ekpedisi, perjalanan kami ke pulau-pulau lainnya, yang menarik, yang unik, dengan panorama yang indah, dengan gunung yang terjal, dan pantai yang luas yang memikat hati...







Vrydag 25 Oktober 2013

BOTANI TUMBUHAN TINGGI (Divisio Pinophyta)

PRAKTIKUM I

Topik                     :  Divisio Pinophyta
Tujuan                :  Mengetahui ciri-ciri morfologi dan aspek-aspek botani beberapa tumbuhan yang termasuk dalam kelompok Divisio Pinophyta
Hari/ tanggal         :  Senin/ 16 September 2013
Tempat                  :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.       ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.                  Baki/ nampan
2.                  Alat tulis.
3.                  Pisau silet/ cutter

Bahan :
Tumbuhan dengan organ lengkap (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) :
1.      Pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
2.      Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr.)
3.      Melinjo (Gnetum Gnemon L. Var. Domesticum Mgf.)

II.    CARA KERJA

1.      Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2.      Mengamati dan mencatat sifat-sifat (karakteristik) serta ciri-ciri dari specimen yang meliputi :
·         Perawakan tumbuhan (habitus) ; pohon, perdu, semak atau terna.
·         Periodisitasnya ; annual, biennial, pirennial.
·         Susunan akar ; tunggang atau serabut.
·         Sifat-sifat batang ; cara percabangan (monopodial, simpodial, dikotom), arah tumbuh batang (tegak, berbaring, merayap, memanjat, membelit, dan sabagainya), bentuk batang (bulat, pipih, persegi dan sebagainya) permukaan batang serta alat-alat lain seperti duri, bulu, rambut, kelenjar-kelenjar, bergetah atau tidak dan sebagainya.
·         Sifat-sifat daun ; tunggal atau majemuk (menjari, menyirip, dan campuran), tata letak daun (berseling, tersebar atau berkarang), bagian-bagian daun (daun lengkap atau tidak), bangun/ bentuk daun, ukuran (panjang dan lebar daun), pangkal daun, tepi daun, ujung daun, urat daun, adanya rambut-rambut pada permukaan atas dan bawah daun, tekstur daun dan warna daun.
·         Sifat-sifat bunga ; bunga tunggal atau majemuk (berbatas, tidak berbatas), bagian-bagian bunga, bunga lengkap atau tidak, daun pelindung, daun-daun pembalut, kelopak tambahan.
·         Sifat-sifat buah ; sejati atau semu.
·         Sifat-sifat lain ; kuncup, alat-alat pembelit, alat-alat pemanjat, duri, dan sebagainya.
3.      Menggambar :
a.       Tumbuhan lengkap atau cabang lengkap.
b.      Bagian-bagian dari tumbuhan (daun, bunga dan buah).
c.       Irisan melintang atau membujur bunga.
d.      Irisan melintang atau membujur buah.
4.      Menentukan aspek botani atau nilai ekonomis dari setiap specimen yang diamati.
5.      Melakukan pendeterminasian terhadap setiap tumbuhan yang diamati dengan menggunakan buku flora.


III.  TEORI DASAR
Sifat utama dari divisio Pinophyta adalah bijinya “telanjang” yang tumbuh kurang lebih terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai di antara daun. Sebagai bandingan, biji-biji dari Magnoliophyta (Angiospermae) tumbuh di dalam jaringan bakal buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari tumbuh dari tiap serbuk sari menembus jaringan ovul, tetapi pada Magnoliophyta serbuk sari tidak langsung bersentuhan dengan ovul, tapi hinggap pada bagian kepala putik (stigma) dari putik (pistilum) dimana ia berkecambah. Tabung sari tumbuh menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya memasuki jaringan ovul.
Beberapa hal lain yang membedakan Pinophyta dari Magnoliophyta adalah :
1)      Tidak adanya pembuahan ganda.
2)      Tidak adanya pembuluh trakea pada xylem, kecuali pada sub division Gnetophytina.
3)      Tidak adanya sel pengantar pada floem.
4)      Adanya  gametofit betina yang terdiri dari banyak sel atau badan nucleus.
5)      Adanya arkegonium pada gametofit betina ( kecuali pada Gnetum  dan Welwitschia)
6)      Sebagian besar berupa tumbuhan berkayu
Divisio Pinophyta terdiri atas tiga sub division, yaitu:
1.      Sub division Cycadophytina
Sub division Cycadophytina biasanya merupakan tumbuhan yang menyerupai palm atau tumbuhan paku, daun umumnya majemuk, kayu lunak, strobilus jantan kalau ada sederhana, ovul dengan satu integument. Terdiri dari tiga classis;  Lyginopteridopsita, Bennettitopsida, dan Cycadopsida.



2.      Sub division Pinophytina
Tumbuhan dengan daun tunggal, kayu tidak mempunyai trakea, relatif padat, mikrostrobili tunggal dan ovul dengan satu integument.Terdiri atas tiga classis yaitu Ginkgoopsida, Cordaitopsida, dan Coniferopsida.

3.      Sub divisio Gnetophytina
Tumbuhan gymnospermae yang problematik dengan morfologi yang menarik. Strobilus jantan maupun strobilus betina majemuk.Embrio dengan dua kotiledon.Terdiri dari tiga ordo; Ephedrales, Welwitschiales, dan Gnetales.

IV.   HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel ciri-ciri tumbuhan yang diamati :
No
Ciri-ciri
Nama Tumbuhan yang Diamati
Pakis Haji
Pinus
Melinjo
1
Habitus
Pohon
Pohon
Pohon
2
Periodisitasnya
Pirenial
Pirenial
Pirenial
3
Sifat akar
Serabut
Tunggang
Tunggang
4
Sifat-sifat batang :




Percabangan
Monopodial
Simpodial
Monopodial

Arah tumbuh batang
Tegak Lurus
Tegak Lurus
Tegak Lurus

Bentuk batang
Bulat
Bulat
Bulat

Permukaan batang
Bersisik
Kasar Berbulu
Kasar

Alat lain-lain
Duri
-
Stipulae
5
Sifat-sifat daun :
Roset batang
Tersebar
-

Tata letak daun
Berseling
Sejajar
Berkarang

Bagian daun
Tidak lengkap
Tidak lengkap
Tidak lengkap

Bentuk daun
Lanset
Jarum
Jorong

Pangkal daun
Tumpul
Runcing
Meruncing

Ujung daun
Runcing
Runcing
Meruncing

Tepi daun
Lurus
Rata
Rata

Urat daun
-
-
Menyirip

Tekstur daun
Licin
Kasar
Kasap

Warna daun
Hijau
Hijau
Hijau
6
Sifat-sifat bunga :
Semu
Sejati
Semu

Bagian bunga
Lengkap
Lengkap
Lengkap

Alat tambahan
-
-
-
7
Sifat buah
Terbuka
Terbuka
Terbuka
8
Sifat lain
-
-
-
B.   Gambar hasil pengamatan
a.    Pakis Haji (Cycas rumphii Miq.)
                                                                           













           Keterangan :
1.      Daun
2.      Batang
3.      Strobilus jantan
4.      Strobilus betina
5.      Buah

Berdasarkan Literatur :
strobilus betina pakis
 










Anonim a. 2013
b.   Pinus  (Pinus merkusii)
 

















Keterangan :

1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Strobilus jantan
5.      Strobilus betina


Berdasarkan Literatur :
 














Anonim b 2013

c.       Melinjo (Gnetum gnemon)
 











               Keterangan :

1.      Daun
2.      Batang
3.      Akar
4.      Buah
5.      Strobilus jantan
6.      Strobilus betina


Berdasarkan Literatur :
 









Anonim c 2013

120px-Gnetum_gnemon_BotGardBln1105C 









Anonim d 2013

 










Anonim e 2013







Kunci Determinasinya :
1.      Pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
Kunci determinasi dari pakis haji yakni 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7a, 8a.
1b  : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga………………………………………2.
2b  : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………………………….3.
3b  : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas……………………………………………………………………………….4.
4b  : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas……………………………………….6
6b  : Dengan daun yang jelas…………………………………………………………7
7a  : Tumbuh-tumbuhan semacam palem, kerap kali batangnya tidak bercabang dan mempunyai berkas daun yang berupa lingkaran; kadang-kadang tidak berbatang. Daun besar, menyirip atau berbentuk kipas……………………………………...8.
8a  : Bunga telanjang, terkumpul menjadi kerucut bunga jantan atau betina berada diujung. Karangan bunga, juga di waktu mudanya, tidak pernah diselubungi oleh seludang bunga. Tumbuh-tumbuhan yang menghasilkam gom.
14. Cycadaceae

2.        Pinus (Pinus merkusii)
1b  : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga…………..……….………..……..…2.
2b  : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………………..……..…3.
3a  : Daun berbangun jarum dan terdapat dalam berkas terdiri dari 2-3 helai, pangkal tiap berkas daun diliputi oleh bebrapa sisik tipis bangun tubuh…….13. Pinaceae.


3.        Melinjo (Gnetum gnemon)
1b  : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga………………………………………2.
2b  : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………………….................……3.
3b  : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut di atas…………………………………………………………………………….....4.
4b  : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas…………………………………...….6.
6b  : Dengan daun yang jelas.………………………………………………………...7.
7b  : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya…………....9.
9b  : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat tidak membelit…………………………..10.
10b: Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet……………………..……..11.
11b: Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang serong ke atas……,,,12.
12b:Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama sekali…………………………………………………………………………....13.
13b: Tumbuh-tumbuhan bentuk lain………………………………………………..14.
14b: Semua daun duduk berhadapan………………………………………………..16
239b:Tumbuh-tumbuhan tanpa getah……………………..……………………….243.
243b:Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain……………..………………….…..244.
244b: Susunan bertulangan daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar………………………….248.
248b: Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti jala….....249.
249a:Daun jika dipatahkan (disobek dipatahkan) memperlihatkan serabut halus yang menonjol. Bunga sangat kecil, tanpa perhiasan bunga, dalam lingkaran pada karangan bunga yang berbentuk bulir berwarna hijau…………...15. Gnetaceeae.


V.      ANALISIS DATA

1.Pakis haji (Cycas rumphii Miq.)
Klasifikasi :
Kingdom   : Plantae
Divisio       : Pinophyta
Sub divisio: Cycadophtyna
Class          : Cycadopsida
Ordo          : Cycadales
Famili        : Cycadaceae
Genus        : Cycas
Spesies      : Cycas rumphii
Sumber      : (Undang Ahmad Dasuki. 1991)
Berdasarkan hasil pengamatan Pakis haji pohonnya kecil, berbentuk seperti tumbuhan dari suku Arecaceae (Palmae).Daun majemuk menyirip terkumpul di ujung batang membentuk mahkota.Termasuk tumbuhan berumah dua, bunga-bunga tersusun dalam strobilus, setiap bunganya berkelamin satu.Strobilus jantan terletak di ujung batang, terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun spiral. Setiap mikrosporofil mempunyai bagian yang steril sebelah atas berupa tudung dan bagian yang fertile di sebelah bawah yang banyak membawa mikrosporangia di permukaan bawahnya. Setiap mikrosporangia membawa banyak serbuk sari. Strobilus betina juga terdapat di ujung batang, membawa banyak makrosporofil yang bias lepas satu sama lainnya. Setiap makrosporofil mempunyai banyak bagian yang steril di sebelah atas dan bagian yang fertile di sebelah bawah yang membawa 2-8 ovul. Batang dengan pangkal tangkai daun  yang tetap tinggal, empulur besar dan pada kulit batang terdapat saluran-saluran lendir. Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan dan karena pada batangnya berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, serta memiliki korteks yang tebal.Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran yang tingginya bisa mencapai 1-6 m. Periodisitas dari tumbuhan ini bertipe pirenial dengan tipe akar serabut.
Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina.Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang.Alat betina mirip daun dengan biji tumbuh dari samping.Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak daun.
Pakis haji mempunyai sifat batang yaitu percabangannya yang monopodial, arah tumbuh batang yang tegal lurus, bentuk batang bulat, dengan permukaan yang berusuk. Pada tangkai daun terdapat duri tempel yang tajam, pada batang terdapat sisik, bulu, dan sisa pelepah, anak daunnya sangat banyak yang garis tengahnya 20 – 25x –1 – 2 cm yang sering kali berbentuk bulan sabit. Daun tersusun dalam rosett batang, menyirip tunggal dengan tata letak daun yang berseling.Bentuk daun tumbuhan ini bangun garis dengan pangkal daun rata dan ujung daun runcing, yang lebih muda tergelung seperti paku.Urat daun rata dengan warna daun yang hijau agak tua.Strobilus selalu terminal tanpa bagian-bagian yang menyerupai daun pada tangkainya. Biji berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 4 – 6 cm, berwarna coklat, orange, kerucut jantan bertangkai pendek, kuning cerah, tebal 15 cm yang semakin di atas semakin menyempit, daun buah panjang dengan tepi daun rata dan lancip.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae, yang pada gilirannya menguntungkan kedua pihak (simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati dalam jumlah yang lumayan.
Habitusnya berkayu dan mempunyai lapisan korteks yang tebal dimana terjadinya penebalan sekunder yang disebabkan oleh beberapa kambium. Tangkai daun berduri tempel tajam dan anak daun sangat banyak. Daun panjang, bergerigi dan berakhir dengan ujung yang panjang dengan tepi yang rata dan lancip. Empulur tanaman pakis haji banyak mengandung amilum. Kulit batang, biji yang muda dan getahnya berguna untuk obat.
Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobilus (Kimball, 1987).
Tumbuhan berbiji membetuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela) (Kimball, 1987).
Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi (Kimball, 1987).
Strobilus jantan susun atas mikrosporofil. Setiap mikrosporofil mengandung dua mikrospora yang masing-masing akan mengahasilkan 4 mikrospora haploid (n). mikrospora ini akan menjadi setelah menjantan atau serbuk sari atau pollen (Kimball, 1987).
Strobilus betina tersusun atas daun buah (makrosporofil). Setiap makrosporofil tersebut berbentuk sisik dan mengandung dua ovolum. Makrosporofil tersebut dilindungi oleh makrosporangium yang didalamnya mengandung sel induk makrospora. Sel induk membela secara miosis mengahasilkan empat maskropora. Tiga makrospora akakn tereduksi. Akibatnya, hanya satu makrospora yang akan berkembang menjadi sel telur (Kimball, 1987).
Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium (Sukmawati, 2008).
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah (Sukmawati, 2008).
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas (Sukmawati, 2008).
Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya (Sukmawati, 2008).
Bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai tanaman hias. Getah Cycas rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk mengobati luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan (Wikipedia, 2011).
Determinasinya         : 1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7a – 8a
Familia                       :  Cycadaceae


2.    Pinus (Pinus merkusii)
Klasifikasi :             
Kingdom   : Pinophyta
Classis       : Pinopsida
Ordo          : Pinales
Familia      : Pinaceae
Genus        : Pinus
Spesies      : Pinus merkusii
Sumber      : (Cronquist. 1981)
Tanaman pinus adalah tanaman yang mempunyai perawakan tumbuhan (habitus) pohon dengan periodisitasnya adalah pireneal. Sifat akar (Radix) pada tanaman pinus adalah tunggang, di mana akar lembaga pada tanaman pinus tumbuh terus-menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Sifat batang (Caulis) adalah simpodial karena batang pokok tanaman pinus dapat terlihat dengan jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar  dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang adalah tegak lurus (erectus) dengan bentuk batang yang bulat. Permukaan batang adalah kasar. Tata letak daun pada tanaman pinus adalah tersebar dengan bagian daun yang tidak lengkap. Bentuk daun adalah seperti jarum serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang. Pangkal daun (Basis Folii) adalah rata Tepi daun (Margo Folii) adalah bertepi rata. Tekstur permukaan daun adalah licin (laevis) karena permukaan daun dapat kelihatan dengan warna hijau. Sifat bunga (Flos) pada tanaman pinus adalah bunga majemuk. Sedangkan sifat buah (Fructus) adalah sejati karena buah terbentuk dari bakal buah dan apabila ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal pada bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti. Sifat lain yang terdapat pada tanaman pinus adalah adanya runjung bunga. Pinus digunakan sebagai bahan bangunan.
Tinggi pohonnya ± 15 m. daunnya berbentuk seperti jarum yang terkumpul pada setiap ujung cabang pohon ini. Tumbuhan ini juga mempunyai bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina.. pohon pinus mempunyai perakaran, yaitu akar tunggang. Habitusnya pohon yang mengandung getah dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan terpentin
Menurut literature, pohonnya tinggi antara 20-40 m, memiliki daun tunggal lineralis sampai berbentuk jarum. Berkas jarum ini sebetulnya adalah tunas yang sangat pendek yang tidak pernah tumbuh. Letaknya tersebar dalam dua baris atau dua ikatan. Percabangan batangnya bersifat monopodial, tumbuh tegak, memiliki bentuk batang yang bulat dengan permukaan yang kasar. Pada pangkalnya dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik yang berupa selaput tipis. Kayu tidak memiliki trakea. Strobilus jantan terletak di ujung cabang membawa banyak mikrosporofil yang tersusun spiral. Setiap mikrosporofil terdiri dari bagian atas yang steril berupa dan bagian bawah dengan dua mikrosporangia. Biji pipih berbentuk bulat telur yang dilengkapi dengan sayap yang besar dan mudah lepas. Tanaman pinus ini pada saluran resinya menghasilkan terpetin dan koloponium. Pohon pinus ini merupakan tanaman pirenial dan sering digunakan sebagai bahan industri kertas. Selain itu juga ditanam sebagai tanaman reboisasi.
Determinasinya       : 1b – 2b – 3a……
Familia                    : Pinaceae
3.            Melinjo (Gnetum gnemon)
Klasifikasi :
Divisio       : Pinophyta
Classis       : Gnetopsida
Ordo          : Gnetales
Familia      : Gnetaceae
Genus        : Gnetum
Spesies      : Gnetum gnemon
Sumber      : (Cronquist. 1981)
Perawakannya berupa pohon atau liana. Memiliki bentuk daun memanjang dengan ujung daun yang meruncing, tepi rata dan letaknya berhadapan pada buku-buku batang yang membesar pada bagian buku-bukunya tersebut. Pertulangan daunnya menyirip. Strobilus jantan maupun betina majemuk. Memiliki embrio dengan 2 kotiledon. Setiap bunga jantan memiliki perigonium berbentuk corong dengan satu stamen yang membawa 2 antera. Pada setiap buku dari strobilus betina hanya terdapat satu lingkaran bunga-bunga betina. Bunga betina memiliki dua integumen yaitu integumen luar dan integumen dalam. Buah duduk pada waktu masak berwarna merah. Kulit biji melinjo terdiri dari lapisan kulit luar, lapisan kulit tengah dan lapisan kulit dalam.
Daun muda, perbungaan, buah muda, dan buah tua melinjo dimasak sebagai sayur. Bijinya merupakan bagian yang terpenting. Buahnya tidak lain dari biji yang terbungkus oleh kulit dalam yang kaku (kulit biji) dan kulit luar yang tipis dan dapat dimakan.Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk. Proses embriogenesisnya mungkin belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon. Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah.Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai berkecambah.Munculnya ranting secara serempak dan perbungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim di sentra-sentra utamanya menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan, yang seringkali menjurus ke terjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Periodisitasnya pirenial, sifat akar tunggang, percabangan batang monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus ke atas.Bentuk  batang pohon melinjo adalah bulat, dan permukaan batang licin. Bagian daun tidak lengkap, daun-daun tersusun sejajar dengan urat daun menyirip.Ujung daun meruncing dengan pangkal daun yang runcing, tepi daun rata, warna daun hijau.Sifat buah semu. Ketika biji dibelah manjadi dua bagian maka akan terlihat mesokarpium dan endokarpium.
Menurut literatur morfus daun pohon melinjo ( Gnetum gnemon) yaitu bentuk helai bulat telur (ovate ), bentuk tepi daun rata ( ovate ), bentuk pangkal daun membulat ( rounded ), bentuk ujung daun meruncing ( acuminate ), pertulangan daun melengkung ( arcuate ), kondisi permukaan daun hijau licin, tata daun berhadapan ( opposite ), dan komposisi daun  tunggal (folium simplex ).
Morfus bunga dan buah pohon melinjo ( Gnetum gnemon ) yang diamati yaitu memiliki jenis bunga tidak lengkap, tata bunga aksilaris ( flos axillaris ), sifat simetri bunga polisimetris (actinomorphus ), komposisi bunga majemuk ( inflorescence ), tipe perbungaan bongkol (head), tipe buah berdaging, bentuk buah batu, ukuran buah 2x4 cm, warna buah muda hijau, warna buah masak merah, dan buah bisa dimakan makan manusia.
Determinasinya :1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14b – 16a – 239b – 243b – 244b – 248b – 249a….
Familia               : Gnetaceae


VI.       KESIMPULAN
1.      Pakis Haji (Cycas rumphii Miq), Pinus (Pinus merkusi Jungh. & De Vr.) dan Melinjo (Gnetum gnemon L.Var. Domesticum Mgf.) termasuk dalam divisio Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka).
2.      Pakis Haji memiliki ciri-ciri morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar serabut, percabangannya monopodial, tata letak daunnya berseling, daunnya majemuk dan memiliki alat tambahan lain berupa duri pada tangkai daun.
3.      Pinus memiliki ciri-ciri morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar tunggang, percabangannya monopodial, tata letak daunnya tersebar, daunnya tunggal berbentuk seperti jarum. Kayu tidak memiliki trakea.
4.      Melinjo memiliki ciri-ciri morfologi habitusnya berupa pohon, periodisitasnya pirenial, sifat akar tunggang, percabangannya monopodial, daunnya berbentuk memanjang. Strobilus jantan maupun betina majemuk. Buahnya dapat dikonsumsi.

VII.     DAFTAR PUSTAKA

         jitrosoomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Jogyakarta.

Steenis, Van. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

Anonim a 2013 http://www.cybertruffle.org. Diakses 22 September 2013

Anonim b 2013 http://horticulture.tomohonkota.com. Diakses 22 September 2013
Anonim c 2013 http://dhieeewhe.files.wordpress.com. Diakses 22 September 2013
Anonim d 2013 http://upload.wikimedia.org. Diakses 22 September 2013

Anonim e 2013 http://mylesson.swu.ac. Diakses 22 September 2013

D.G. G. J, Van Steenis. 1975/1971.Flora. PT Pradaya Paramita.Jakarta.

D.Tjitrosoepomo, G. 2000.Taksonomi Tumbuhan, UGM.Yogyakarta.

E.Tjitrosoepomo, G. 2003.Morfologi Ttumbuhan. UGM.Yogyakarta.

Dasuki, Undang, C.G.G.J. 1994. Sistematik tumbuhan Tinggi.Pusat Antar Universitas Bidang Hayati ITB. Bandung.

Anonim a 2013 http://www.cybertruffle.org. .Diakses 22 September 2013

Anonim b 2013 http://horticulture.tomohonkota.com. Diakses 22 September 2013

Anonim c 2013 http://dhieeewhe.files.wordpress.com. Diakses 22 September 2013

Anonim d 2013 http://upload.wikimedia.org. Diakses 22 September 2013

Anonim e 2013 http://mylesson.swu.ac. Diakses 22 September 2013

D.G. G. J, Van Steenis. 1975/1971.Flora. PT Pradaya Paramita.Jakarta.

D.Tjitrosoepomo, G. 2000.Taksonomi Tumbuhan, UGM.Yogyakarta.

E.Tjitrosoepomo, G. 2003.Morfologi Ttumbuhan. UGM.Yogyakarta.

Dasuki, Undang, C.G.G.J. 1994. Sistematik tumbuhan Tinggi.Pusat Antar Universitas Bidang Hayati ITB. Bandung.