PRAKTIKUM
I
Topik : Daun tunggal dan bagian-bagiannya
Tujuan : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun
tunggal
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Februari 2013
Tempat
: Laboratorium Biologi FKIP
UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Baki/nampan
2.
Alat
Tulis
B.
Bahan
1.
Daun
bambu (Bambusa sp)
2.
Daun
tebu (Sacharum officinarum I.)
3.
Daun
pisang (Musa paradisiacal L.)
4.
Daun
jarak (Ricinus communis L.)
5.
Daun
widelia (Widelia sp)
6.
Daun
keladi (Colocasia )
7.
Daun
Mangga (Mangifera indica L.)
II.
CARA
KERJA
1.
Mengamati bagian-bagian daun: tangkai
(petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamina), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati
bangun daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, pita/ garis,
dsb.
3. Mengamati
ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah,
berduri.
4. Mengamati
pangkal daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati
tepi daun: rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak,
berlekuk, bercangap, berbagi.
6. Mengamati
daging daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti
perkamen, seperti kulit, berdaging.
7. Mengamati
pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati
permukaan atas dan bawah daun: gundul, licin (mengkilap, suram, berselaput
lilin), kasap, berkerut, berbinggul-binggul, berbulu (jarang, halus dan rapat,
kasar).
9. Mengamati
warna daun permukaan atas dan bawah.
10. Menggambar
hasil pengamatan.
11. Menganalisa
data dan membuat kesimpulan.
III. TEORI DASAR
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batangtempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang dan tempat di atas yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan senyawa zat hijau
yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat yang berfungsi untuk :
1.
Pengambilan
zat-zat makanan (resorbsi)
2.
Pengolahan
zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan
(transpirasi)
4. Pernapasan
(respirasi)
A.
Bagian-bagian daun
Daun lengkap mempunyai 3 bagian, yaitu :
1. Upih
daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai
daun (petiolus)
3. Helaian
daun (lamina)
B.
Bangun/
Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak
bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu :
1) Bagian
yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun
Tumbuhan yang memiliki daun yang bagian terlebarnya
terletak ditengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat/bundar
(orbcularis), bangun perisai (peltatus), jorong (ovalis atau ellipticus,
memanjang (oblongus) dan bangun
lanset (lanceolatus).
2)
Bagian
yang terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun
Daun-daun yang memiliki bagian yang terlebar dibawah
tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam 2 golongan, yaitu :
a. Pangkal
daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti
bangun bulat telur (ovatus), bangun
segitiga (triangularis), bangun delta
(deltoideus), dan bangun belah
ketupat (rhomboideus).
b.
Pangkal
daun bertoreh atau berlekuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun
seperti bangun jantung (cordatus),
bangun ginjal atau kerinjal (reniformis),
bangun anak panah (sagitattus),
bangun tombak (hastatus), dan bangun
bertelinga (auriculatus).
3)
Bagian
yang terlebar terdapat diatas tengah-tengah helaian daun
Daun dengan bagian terlabar terdapat ditengah-tengah
helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bangun segitiga terbalik
atau bangun pasak (cuneatus) dan
bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus).
4) Tidak
ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama
lebarnya
Dalam golongan ini termasuk dalam daun-daun tumbuhan
yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan
panjang daunnya. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus),
bangun pedang (ensiformis), bangun
paku atau dabus (subulatus) dan
bangun jarum (acerosus).
C.
Ujung
Daun (Apex folli) dan Pangkal Daun (Basis folli)
Ujung daun dan
pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk
daun yang kita jumpai yaitu runcing (acutus),
meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rumpang (truncates),
terbelah (retusus) dan berduri (mucronatus).
D. Susunan
Tulang Daun (Nervatio atau Nevatio )
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi
untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk
pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam
tiga macam, yaitu ibu tulang daun (costa),
tulang-tulang cabang (nervus lateralis),
dan urat-urat daun (vena).
Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun dapat
dibedakan beberapa macam susunan tulangnya dapat dibedakan atas empat golongan,
yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis),
bertulang menjari (palminervis) dan
bertulang sejajar (rectinervis)
E.
Tepi
Daun (Margo filli)
Secara garis besar
tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus).
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh
pada tepi daun dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1.
Tepi daun dengan toreh merdeka
Tepi daun dengan
toreh yang merdeka banyak ragamnya, yang sering dijumpai adalah tepi dan
bergerigi (serratus), bergerigi ganda
(biserratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak (repandus).
2.
Tepi
daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh- toreh
pada tepi daun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (lobatus), bercangap (fissus)
dan berbagi (partisus).
F.
Daging
Daun (Invertinum)
Daging daun (invertinum) adalah bagian daun yang
terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat
yang diambil dari luar tubuh menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan
kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung tebal tipisnya daging
daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), seperti perkamen (perkamenteus),
seperti kulit belulang (coriaceus),
dan berdaging (carnoss).
G.
Warna
Daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau,
namun tidak jarang kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau. Selain itu warna
hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya
merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.
Permukaan
Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas
dan bawah berbeda, biasanya sis atas lebih hijau, licin atau mengkilat
dibandingakan dengan sisi bawah. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat
alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena
itu, orang membedakan permukaan daun ada yang licin (lavies), gundul (glaber),
kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).
I.
HASIL PENGAMATAN
A.
TABEL PENGAMATAN
No
|
Nama
tumbuhan
|
Bangun daun
|
Ujung daun
|
Pangkal daun
|
Tepi daun
|
Daging daun
|
Permukaan atas dan bawah
daun
|
Warna daun
|
|
Atas
|
Bawah
|
||||||||
1
|
Daun bambu
|
Garis
|
Berduri
|
Membulat
|
Rata
|
Tipis
|
Bebulu kasar
|
Licin
|
Hijau tua
|
2
|
Daun tebu
|
Pita
|
Berduri
|
Membulat
|
Rata
|
Seperti kertas
|
Berbu-lu kasar
|
Berbulu kasar
|
Hijau
|
3
|
Daun pisang
|
Jorong
|
Tumpul
|
Merun-cing
|
Rata
|
Seperti kertas
|
Halus
|
Berbulu kasar
|
Hijau
|
4
|
Daun jarak
|
Bulat
|
Merun-cing
|
Runcing
|
Bergerigi
|
Seperti kertas
|
Licin
|
Berbingkul-bingkul
|
Hijau
kemerah-merahan
|
5
|
Daun widelia
|
Bulat
|
Run-cing
|
Rompang
|
Bergeri-gi ganda
|
Seperti kertas
|
Berbulu kasar
|
Kasar
|
Hijau
|
6
|
Daun keladi
|
Perisai
|
Run-cing
|
Terbelah
|
Bergelombang
|
Tipis
|
Kasar
|
Kasar
|
Hijau muda
|
7
|
Daun mangga
|
Jorong
|
Merun-cing
|
Membulat
|
Rata
|
Seperti kertas
|
Licin
|
Licin
|
Hijau
|
A. Gambar Hasil Pengamatan
1. Bambusa sp
Keterangan:
1.
Ujung
daun
2.
Pangkal
daun
3.
Helaian
daun
4.
Tepi
daun
5.
Ibu
tulang
|
Keterangan:
a.
Ujung daun
b.
Pangkal daun
c.
Helaian daun
d.
Tepi daun
e.
Ibu
tulang
Sumber:
Anonim a. 2013.
Tersedia. http://bambooweb.info(online),
diakses 25
Februari 2013
2. Saccharum officinarum I.
Keterangan:
1.
Ujung
daun
2.
Pangkal
daun
3.
Helaian
daun
4.
Tepi
daun
5.
Ibu
tulang
6.
Tulang-tulang
cabang
|
Keterangan:
a.
Ujung daun
b.
Pangkal daun
c.
Helaian
daun
d.
Tepi
daun
e.
Ibu tulang daun
f.
Tulang-tulang
cabang
3. Musa paradisiacal L.
Keterangan:
1.
Ujung
daun
2.
Pangkal
daun
3.
Tepi
daun
4.
Helaian
daun
5.
Ibu
tulang
6.
Tulang-tulang
cabang
|
Keterangan:
1.
Helaian
2.
Tulang-tulang cabang
3.
Ibu
tulang
4.
Pelepah/upih
5.
Tangkai daun
Sumber: Anonim c. 2013. Tersedia. http://malioboro77.wordpress.com(online),
diakses 25
Februari 2013
4. Ricinus communis L.
Keterangan:
1.
Helaian
2.
Ibu
tulang
3.
Tulang-tulang
cabang
4.
Ujung
daun
5.
Tepi
daun
6.
Pangkal
daun
7.
Tangkai
daun
Menurut
literatur
1.
Ujung
daun
2.
Tepi
daun
3.
Ibu tulang daun
4.
Pelepah/upih
5.
Tulang-tulang daun
6.
Tangkai daun
7.
Pangkal daun
5. Widelia sp
Keterangan:
1.
Ujung
daun
2.
Tepi
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Ibu
tulang
5.
Tulang-tulang
cabang
6.
Urat-urat
daun
7.
Helaian
8.
Tangkai
|
Keterangan:
1.
Helaian
2.
Tangkai
3.
Ibu tulang
4.
Tulang-tulang cabang
5.
Urat-urat
daun
6.
Pangkal
daun
7.
Ujung
daun
8.
Tepi
daun
Sumber: Anonim e. 2013. Tersedia. http://www.sbs.utexas.edu
(online), diakses 25 Februari 2013.
6. Colocasia sp
Keterangan:
1.
Helaian
daun
2.
Tangkai
daun
3.
Ibu
tulang
4.
Tulang-tulang
cabang
5.
Urat-urat
daun
6.
Tepi
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pangkal
daun
|
Keterangan:
1.
Helaian
2.
Pangkal
3.
Ujung
4.
Tepi
5.
Ibu tulang
6.
Tulang-tulang
cabang
7.
Tangkai
Sumber: Anonim f. 2013. Tersedia. http://bidalmelayu.wordpress.com (online), diakses 25 Februari 2013.
7. Mangifera indica L.
Keterangan:
1.
Ujung
2.
Tepi
3.
Helaian
4.
Tangkai
5.
Pangkal
6.
Ibu
tulang
7.
Tulang-tulang
cabang
|
Keterangan:
1.
Ujung
2.
Tepi
3.
Pangkal
4.
Helaian
5.
Tangkai
6.
Ibu
tulang
7.
Tulang-tulang
cabang
Sumber: Anonim g. 2013. Tersedia. http://suriani.co.cc(online), diakses 25 Februari 2013.
IV. ANALISIS DATA
1.
Daun
bamboo
(Bambusa sp)
Klasifikasi daun bambu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
Pada praktikum kali ini diketahui bahwa daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tungkal yang
memiliki daun yang lengkap. Dikatakan lengkap karena memiliki pelepah/upih daun
(vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun pita (ligulatus), ujung daun yang runcing (acutus). Tumbuhan bambu memiliki keadaan
ujung daun yang runcing karena seperti penjelasan runcing menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), runcing (acutus), kedua tepi daun di kanan kiri
ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuaannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90°). Pangkal daun yang membulat, tepi daun yang rata (integer), daging daun yang perkamen,
permukaan bagian atas yang kasap dan pada bagian bawah yang juga kasap, serta
warna daun yang hijau tua. Dari arah tulang-tulang cabang yangh besar pada
helaian daun, daun bambu termasuk daun-daun yang bertulang sejajar atau lurus
karena ibu tulang daunnya yang besar membujur di tengah, sedang tulang-tulang
lainnya jelas lebih kecil dan membujur sejajar ibu tulang daun.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal
L.) pohon pinang (Areca catechu L.)
bambu (Bambusa sp.) dll.
Menurut sumber http://anakdesmaupintar.blogspot.com
(2013) dengan judul Daun Tunggal dan Majemuk, pada daun bambu (Bambusa
sp) yang familinya Poaceae,
warna daun hijau tua, permukaan atas daun kasar, daging daun tipis, ujung daun
berbentuk runcing, bangun daun berbentuk memanjang, tulang daun sejajar, tepi
daun rata, pangkal daun tumpul, tangkai daun bulat dan berongga, memiliki
pelepah karena bambu termasuk golongan monocotyl. Daun bambu merupakan daun
yang sempurna karena terdiri dari tangkai, upih dan helaian.
Ada perbedaan antara pencandraan saya dengan literatur
yang diambil lewat sumber internet, yaitu pada daging daun, menurut saya daging
daun bambu bertipe perkamen karena keadaan daging yang tipis namun cukup kaku.
Menurut saya bangun daun tumbuhan bambu adalah pita bukannya memanjang, karena
bangun pita itu serupa dengan daun bangun garis yang penampang melintangnya
pipih dan daun amat panjang, tetapi pada daun bambu lebih panjang. Dikatakan
pada literatur tersebut bahwa permukaan atas daun bambu yang kasar, menurut
saya permukaan daun bamboo lebih tepat digolongkan pada kasap, karena walau kita
melihat permukaan daun tersebut licin, saat kita meraba daun bambu itu akan
sedikit kasar.
2.
Daun
tebu (Saccharum
officinarum I.)
Klasifikasi daun tebu:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Saccharum
Species : Saccharum officinarum L.
Daun tebu (Saccharum
officinarum L.) mempunyai bangun pita (ligulatus)
karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun
pita, bentuk daun yang runcing, pangkal daun yang romping/rata (truncatus), tepi daun yang rata, daging
daun yang perkamen, permukaan atas daun yang licin suram dan permukaan bawah
yang kasap, serta berwarna hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap
karena hanya memiliki helaian daun (lamila)
dan pelepah daun (vagina).
Pertulangan daun yang dimiliki tebu adalah sejajar, seperti dijelaskan dalam
buku Gembong Tjitrosoepomo berjudul Morfologi Tumbuhan (1985:40), daun-daun
yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau
bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar dan membujur daun,
sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai
arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut pula bertulang
sejajar.
Menurut http://repository.usu.ac.id/bitstream/ (2013) dalam sebuah tulisannya berformat pdf berjudul Chapter II, daun
tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan
helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang dengan
kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin sempit.
Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun sejajar.
Helaian daun berbentuk garis sepanjang 1 sampai 2 meter dan melebar 4 sampai 7
cm dengan ujung meruncing, bagian tepi bergerigi, dan permukaan daun kasap (Tim
Penulis PS, 2000).
Terdapat perbedaan pencandraan antara saya dan
literatur yang tertulis diatas. Dikatakan disana bahwa daun tebu memiliki daun
yang meruncing, menurut saya ujung daun tebu lebih tepat disebut bertipe
runcing, karena ujung tebu hanya runcing membentuk sudut lancip kurang dari 90° tidak mengalami titik pertemuan kedua tepi daun yang
jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Juga tertulis diliteratur bahwa tepi daun tebu
bergerigi, memang apabila dari dekat akan terlihat sinus dan angulus, namun
bila dilihat dari jauh tidak, maka saya mengambil kesimpulan bila kita melihat
dari jauh (rata).
3.
Daun
pisang (Musa
paradisiaca L.)
Klasifikasi daun pisang:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zigeberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca L.
Daun
pisang (Musa paradisiaca L.)
mempunyai bangun daun jorong, ujung daunnya yang membulat, pengkal daun yang
juga membulat, tepi daun yang rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), permukaan atas dan bawah yang berselaput lilin, serta
warna daun yang hijau. Tulang-tulang cabang pada daun pisang bersatu dengan
tulang cabang yang lain. Daun pisang adalah daun lengkap karena memiliki
helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah/upih (vagina).
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau
tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya
daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya
seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar,
misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:11), daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musa paradisiacal
L.) pohon pinang (Areca catechu L.)
bambu (Bambusa sp.) dll.
Menurut http://www.scribd.com/ (2013) dengan judul Prak-1-Mortum, daun pisang merupakan daun tunggal
yang mempunyai bagian–bagian daun lengkap berupa pelepah daun (vagina), tangkai
daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun pisang berbentuk jorong dengan
ujung daun yang meruncing, pangkal
daunnya yang runcing dengan tepi daun yang rata. Daging daunnya seperti
kertas, untuk permukaan daunnya pada bagian atas licin mengkilap
dan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau.
Perbedaan pencandraan terdapat pada ujung daun,
menurut saya daun pisang lebih tepat dikatakan memiliki ujung daun yang
membulat karena tidak terbentuk sudut sama sekali. Perbedaan yang lain pada
pangkal daun, menurut saya pangkal daun pisang adalah membulat, karena biasanya
pangkal daun tersebut terdapat pada daun dengan bangun-bangun bulat; jorong;
dan bulat telur. Perbedaan berikutnya pada kedua permukaan daun pisang. Pada
permukaan atas dan bawah yang berselaput lilin (pruinosus). Seperti yang tertulis di buku Morfologi Tumbuhan
karangan Gembong Tjitrosoepomo (1985:49), berselaput lilin (pruinosus), misalnya sisi bawah daun
pisang (Musa paradisiacal L.), daun
tasbih (Canna hybrid Hort.).
4.
Daun
jarak (Ricinus
communis L.)
Klasifikasi daun jarak:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Euphobiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Species : Ricinus communis L.
Daun jarak (Ricinus
communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena
pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila),
tidak terdapat pelepah/upih daun (vagina).
Daun ini mempunyai bangun bulat (orbcularis),
ujung daun yang runcing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi
ganda, daging daun yang tipis lunak (herbaceus),
permukaan atas yang licin dan bawah yang kasar, serta berwarna hijau
kemerah-merahan. Tulang–tulang cabang yang dimiliki daun jarak adalah bertulang menjari.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:40), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa
tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan.
Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling
panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian
pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae), misalnya pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus
communis L.), kapas (Gossypium sp.),
dll.
Menurut http://www.scribd.com/ (2013) dengan judul Prak-1-Mortum, daun jarak
memiliki bagian-bagian daun seperti tangkai daun (petiolus)dan helaian daun
(lamina). Daun ini berbentuk bulat dengan ujung daun yang runcing. Untuk
pangkal daunnya adalah tepi daunnya dapat bertemu dengan tepi daun yang
bergerigi ganda. Pertulangan daunnya menjari (palmineris), yaitu dari pangkal
daunnya keluar beberapa tulang yang memencar dan tersusun seperti jaritangan.
Jumlahnya gasal, yang di tengah paling besar dan panjang, sedang makin ke
samping semakin pendek. Tepi daun bergerigi ganda. Untuk daging daunnya tipis
lunak dan pada permukaan atas daun licin sedangkan bawahnya juga licin. Warna
daun jarak adalah hijau dengan garis merah pada pertulangan daunnya.
Perbedaan pencandraan dengan literatur adalah pada
permukaan bawah daun, saya kira lebih tepat dikatakan kasar, karena saat diraba
terasa kasar.
5.
Daun
widelia (Widelia sp)
Klasifikasi daun widelia:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asteridae
Familia : Asteraceae
Genus : Widelia
Species : Widelia sp
Daun widelia (Widelia
sp) mempunyai bangun daun jorong (ovalis/eliipticus)
karena bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun, ujung daun
yang runcing, pangkal daun yang runcing, tepi daun yang bergerigi, daging daun
yang tipis lunak, permukaan atas daun yang licin dan bawah yang kasar, serta warna daun yang hijau.
Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki
bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina), daun
widelia memiliki tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamila).
Menurut http://www.scribd.com/ (2013) dengan judul Prak-1-Mortum, daun widelia merupakan daun tunggal yang terdiri dari bagian
berupa tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina). Bentuk daunnya bulat dengan ujung
daun yang runcing. Pada
pangkal daunnya meruncing
dan tepi daun bergerigi. Pertulangan daunnya menjari, dan daging
daunnya tipis lunak.Permukaan atas
dan bawah daun berbulu. Warna daunnya pada bagian atas hijauagak tua sedangkan
bagian bawahnya hijau lebih muda.
Perbedaan pencandraan pada daun widelia terdapat pada
bangun daun, menurut saya bangun daun widelia itu adalah jorong karena
perbandingan panjang dengan lebarnya lebih besar dari bangun bulat/bundar.
Pangkal daunnya saya kira lebih tepat disebut runcing, karena titik pertemuan kedua tepinya tidak begitu
panjang.
6.
Daun
keladi (Colacaia sp)
Klasifikasi daun keladi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Arecidae
Ordo : Arales
Familia : Areceae
Genus : Colocasia
Species : Colacaia sp
Karena daun keladi (Colacaia sp) memiliki ketiga bagian daun tanpa terkecuali (helaian
daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun), sehingga daun ini disebut daun
lengkap. Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun perisai (peltatus), ujung daun yang meruncing,
pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging daun yang tipis
lunak, permukaan atas daun yang kasap dan bawah yang kasar, serta warna daun
yang hijau.
Menurut http://www.scribd.com/ (2013) dengan judul Prak-1-Mortum, daun keladi memiliki bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai denga[n] ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat sehingga tepi daun dapat bertemu. Bentuk tepi
daun dari daun keladi ini adalah berombak (berlekuk) dengan daging daun tipis lunak. Permukaan
daun bagian atasnya licin mengkilap
sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau.
Menurut http://fharadox.blogspot.com (2013) dalam
tulisannya yang berjudul Menentukan daun lengkap dan Tidak Lengkap, daun keladi
memiliki bagian-bagian daun yang lengkap karena memiliki pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti bangun perisai
denga ujung daun yang tumpul. Untuk pangkal daunnya bulat sehingga tepi daun
dapat bertemu. Bentuk tepi daun dari daun keladi ini adalah berombak (berlekuk)
dengan daging daun tipis lunak. Permukaan daun bagian atasnya licin mengkilap
sedangkan bagian bawahnya licin. Warna daunnya hijau (Steenis, 1981).
Perbedaan terdapat pada pencandraan ujung daun, di
literatur dikatakan bahwa ujung daun keladi tumpul, menurut saya ujung daun
keladi lebih tepat dikatakan meruncing, karena seperti yang telah saya jelaskan
diatas meruncing karena ujungnya runcing namun titik pertemuan kedua tepinya daunnya jauh lebih tinggi.
Perbedaan berikutnya terdapat pada permukaan daun, menurut saya lebih tepat
dikatakan kasap, karena walau kita melihat dari kejauhan licin mengkilap karena
zat lilin yang meliputinya, namun bila kita raba akan terasa kekasarannya,
walau tidak dalam definisi permukaan yang kasar.
7.
Daun
manga (Mangifera
indica L.)
Klasifikasi daun mangga:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliphyta
Classis : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Daun mangga (Mangifera
indica L.) mempunyai bangun daun lanset (lanceolatus), ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang runcing,
tepi daun yang berombak, daging daun kulit/belulang, permukaan atas dan bawah
daun yang licin, serta berwarna hijau tua. Daun ini bertulang menyirip. Daun
mangga adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:11), mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada
beberapa kemungkinan salah satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja:
lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang
paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang
demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus
integra Merr.) mangga (Mangifera
indeca L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:11), daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari
pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke
samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita
kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang
menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan
biji belah (Dicotyledoneae), misalnya
daun mangga (Mangifera indica L.).
Menurut http://www.scribd.com/ (2013) dengan judul Prak-1-Mortum, daun
mangga memiliki bagian-bagian yang hanya terdiri dari tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina) saja sehingga disebut daun tak lengkap. Daun mangga berbetuk
lanset dengan ujung daun dan pangkal daun
yang runcing. Tepi
daun ini rata
dengan pertulangan daun yang menyirip. Daging daunnya seperti perkamen,
sedangkan permukaan atas daun
licin mengkilap dan bawahnya licin.Daun
mangga berwarna hijau.
Perbedaan pencandraan terdapat pada ujung daun, saya
rasa ujung daun mangga adalah meruncing karena titik pertemuannya yang lebih
panjang dari titik pertemuan runcing biasa. Perbedaan berikutnya adalah pada
tepi daun, menurut saya tipe daun mangga
lebih tepat pada tipe daun berombak karena serdapat sinus dan annulus walau
keduanya sama-sama tumpul. Perbedaan berikutnya pada daging daun, menurut saya
daging daun mangga lebih tepat pada daun yang seperti kulit/belulang yaitu
helaian daun tebal dan kaku.
V. KESIMPULAN
1. Daun bambu merupakan daun lengkap karena memiliki
upih, tangkai dan helaian daun yang berciri:
-
Bangun
Garis,
-
Ujung
berduri,
-
Pangkal
membulat,
-
Tepi
rata,
-
Daging
Tipis,
-
Permukaan
atas
berbulu kasar dan bawah licin,
-
Warna
hijau tua.
2. Daun tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian dan pelepah, sedang helaiannya berciri:
-
Bangun
pta,
-
Ujung
berduri,
-
Pangkal
membulat,
-
Tepi
rata,
-
Daging
seperti
kertas,
-
Permukaan
atas halus dan bawah kasar berbulu, serta
-
Warna
hijau.
3. Daun pisang merupakan daun lengkap memiliki upih,
tangkai dan helaian daun yang berciri:
-
Bangun
jorong,
-
Ujung
tumpul,
-
Pangkal
meruncing,
-
Tepi
rata,
-
Daging
seperti kertas,
-
Permukaan
atas dan bawah licin, serta
-
Warna
hijau.
4. Daun jarak merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki
pelepah, sedang helaiannya berciri:
-
Bangun
bulat,
-
Ujung
meruncing,
-
Pangkal
runcing,
-
Tepi
bergerigi,
-
Daging
seperti
kertas,
-
Permukaan
atas licin sedang bawah berbingkul-bingkul, dan
-
Warna
hijau kemerah-merahan.
5. Daun widelia merupakan daun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah, sedang helaiannya berciri:
-
Bangun
bulat,
-
Ujung
runcing,
-
Pangkal
rompang,
-
Tepi
berberigi ganda,
-
Daging
daun seperti
kertas
-
Permukaan
atas
kasar berbulu sedang bawah
kasar, dan
-
Warna
hijau.
6. Daun keladi merupakan daun lengkap karena memiliki
upih, tangkai dan helaian daun yang mempunyai:
-
Bangun
perisai,
-
Ujung
runcing,
-
Pangkal
terbelah,
-
Tepi
bergelombang,
-
Permukaan
atas dan bawah licin,
serta
-
Warna
hijau.
7. Daun mangga merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki
pelepah, sedang helaiannya berciri:
-
Bangunjorong,
-
Ujung
meruncing,
-
Pangkal
membulat,
-
Tepi
rata,
-
Daging
seperti kulit/belulang,
-
Permukaan
atas dan bawah licin, serta
-
Warna
hijau tua.
VI.
DAFTAR
PUSTAKA
Amintarti,Sri. 2013. Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Anonim. 2013. Daun Tungga
dan Majemuk. http://anakdesmaupintar.blogspot.com (online).
Diakses pada 25 Februari 2013.
Anonim. 2013. Menentukan daun lengkap dan Tidak Lengkap. http://fharadox.blogspot.com(online). Diakses pada 25 Februari 2013.
Anonim a. 2013. Bambusa sp
'Richard Waldron'.
http://bambooweb.info(online). Diakses 25 Februari 2013.
Anonim b. 2013. Makalah
Taksonomi Tumbuhan. http://burhan-syah.blogspot.com(online). Diakses 25 Februari 2013.
Anonim c. 2013. Khasian Daun
Pisang. http://malioboro77.wordpress.com(online). Diakses 25 Februari 2013.
Anonim e. 2013. Wedelia
Texana. http://www.sbs.utexas.edu
(online). Diakses 25 Februari 2013 .
Anonim f. 2013. Kalis Bagai
Anyer di Daun Keladi. http://bidalmelayu.wordpress.com(online). Diakses 25 Februari 2013.
Anonim g. 2013. Berkenalan
Dengan Pohon Bintaro. http://suriani.co.cc(online). Diakses 25 Februari 2013.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking