PRAKTIKUM
IV
Topik : Bentuk batang, arah tumbuh, permukaan dan modifikasi
batang
Tujuan :
Untuk mengetahui bermacam-macam bentuk batang, arah tumbuh batang, permukaan
dan modifikasinya.
Hari/Tanggal : Kamis/14 Maret 2013
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM
Banjarmasin
I.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Baki
2.
Alat
Tulis
B.
Bahan
1.
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
2.
Mendong
(Fimbrystilis sp)
3.
Pisang
(Musa paradisiacal L.)
4.
Kembang
telang (Clitoria ternatea L.)
5.
Sirih
(Piper betle L.)
6.
Bambu
(Bambusa sp)
7.
Kaktus
(Opuntia vulgaris)
8.
Pepaya
(Carica papaya L.)
9.
Jambu
biji (Psidium guajava L.)
10. Cemara (Casuarina
equisetifolia L.)
11. Ketapang (Terminalia
catappa L.)
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
II.
CARA
KERJA
A.
Mengamati
dan menentukan:
1. Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu,
rumput-rumputan, teki-tekian.
2. Tipe batang: herbaceous, berkayu, batang rumput,
batang mendong.
3. Bentuk batang: bulat, persegi, pipih.
4. Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap,
berambut, berduri, dll.
5. Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung,
berbaring, menjalar, membelit, memanjat, congong, mengangguk.
6. Tipe percabangan: monopodial, simpodial, dikotom.
7. Arah tumbuh batang.
B. Menggambar hasil pengamatan.
III.
TEORI
DASAR
Batang (caulis) merupakan
bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai
sifat-sifat berikut:
- Pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti
silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu
bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi
menjadi dua bagian yang setangkup.
- Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing
dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
- Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau
matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
- Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab
itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak
terbatas.
- Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan
tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atu ranting-ranting kecil.
- Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan
yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Sebagai bagian tumbuhan, batang
mempunyai tugas untuk :
- Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas
tanah, yaitu daun, bunga dan buah.
- Dengan percabangannya memperluas bidang
asimilasi, dan menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang
sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi
terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
- Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari
bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke
bawah.
- Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan.
Jika kita membandingkan berbagai
jenis tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada
pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan:
- Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya
tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek,
sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula),
seperti misalnya lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica
juncea L.). Tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan
nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul
batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang,
bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
- Tumbuhan yang jelas berbatang.
Batang tumbuhan dapat dibedakan
seperti berikut:
1.
Batang basah
(herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (Amaranthus
spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea L.).
2.
Batang
berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena
sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores)
dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
Pohon adalah tumbuhan yang tinggi
besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedang semak
adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat
permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh pohon: mangga (Mangifera
indica L.), semak: sidaguri (Sida rhombifolia L.).
3.
Batang
rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.) dan
rumput (Gramineae) pada umumnya.
4.
Batang
mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas
yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa
Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae)
lainnya.
Bentuk
Batang
Tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae)
pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung
semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau
limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang
yang dari pangkal sampai ke ujung boleh dikata tak ada perbedaan besarnya.
Hanya pada beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi
selanjutnya ke atas tetap sama, seperti terlihat pada bermacam-macam palma (Palmae).
Jika kita berbicara tentang bentuk
batang biasanya yang dimaksud ialah bentuk batang pada penampang melintangnya.
Dan dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya ini dapat dibedakan
bermacam-macam bentuk batang antara lain:
- Bulat (teres), misalnya bambu (Bambusa
sp.), kelapa (Cocos nucifera L.).
- Bersegi (angularis). Dalam hal ini ada
kemungkinan:
1) Bangun segitiga (triangularis),
misalnya batang teki (Cyperus rotundus).
2) Segi empat (quadrangularis),
misalnya batang markisah
- Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun
dan mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian
dinamakan:
1) Filokladia (phyllocladium),
jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada Jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn.),
2) Kladodia (Cladodium),
jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia
vulgaris Mill.).
Dilihat permukaannya, batang
tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam. Kita dapat
membedakan permukaan batang yang:
- Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea
mays L.),
- Berusuk (costatus), jika pada permukaannya
terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides
Benth.),
- Beralur (sulcatus), jika membujur batang
terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada Cereus peruvianus (L.)
Haw.
- Bersayap (alatus), biasanya pada batang
yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis,
misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.) dan markisah (Passiflora
quadrangularis L.).
Selain dari itu permukaan batang
dapat pula :
- Berambut (pilosus), seperti misalnya pada
tembakau (Nicotiana tabacum L.),
- Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa
sp),
- Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya
(Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.),
- Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu,
misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.), keluwih (Artocarpus
comunis Forst.),
- Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada
sengon (Albizzia stipulate Boiv.),
- Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak
(bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji (Psidium
guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendron L.).
Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah dikemukakan,
batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi
mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan bertalian dengan sifat ini
dibedakan batang yang tumbuhnya:
- Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya
lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
- Menggantung (dependens, pendulus), ini
tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh-tumbuhan yang tumbuhnya di
lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina pendula Schnitzl., atau
tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai epifit, misalnya jenis anggrek
(Orchidaceae) tertentu.
- Berbaring (humifusus), jika batang
terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya saja yang sedikit membengkok
ke atas, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
- Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring
tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar, misalnya batang ubi jalar (Ipomoea
batatas Poir.).
- Serong ke atas atau condong (ascendens),
pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian lainnya lalu
membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea L).
- Mengangguk (nutans), batang tumbuh tegak
lurus ke atas, tetapi ujungnya lalu membengkok kembali ke bawah, misalnya
pada bunga matahari (Helianthus annuus L.),
- Memanjat (scandens), yaitu jika batang
tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda
mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan
alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, misalnya dengan:
1.
Akar
pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
2.
Akar pembelit,
misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
3.
Cabang
pembelit (sulur dahan), misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
4. Daun pembelit atau sulur daun,
misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.),
5. Tangkai
pembelit, misalnya pada kapri (Pisum sativum L.)
6. Duri,
misalnya mawar (Rosa sp), bugenvil (Bougainvillea spectabilis
Willd.),
7. Duri daun,
misalnya rotan (Calamus caesius Bl.)
8.
Kait,
misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb.).
- Membelit (volubilis), jika batang naik ke
atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat, akan
tetapi tidak dipergunakan alat-alat yang khusus, melainkan batangnya
sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya
dibedakan lagi batang yang :
1. Membelit ke
kiri (Sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan demikian: jika
kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang akan selalu di
sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria
ternatea L.),
2. Membelit ke kanan (Dextrorsum volubilis). Jika arah belitan sama
dengan arah gerakan jarum jam, atau jika kita mengikuti arah belitan, penunjang
akan selalu di sebelah kanan kita. Batang tumbuhan yang membelit ke kanan tidak
banyak ditemukan, contoh: gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang
bercabang ada yang tidak, yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan
tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya jagung (Zea
mays L.). Umumnya batang memperlihatkan percabangan, entah banyak entah
sedikit.
Cara percabangan ada bermacam-macam,
biasanya dibedakan 3 macam cara percabangan, yaitu:
1.
Cara
percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (Lebih cepat pertumbuhannya) daripada
cabang-cabangnya misalnya pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2. Percabangan
simpodial, batang pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat
pertumbuhan dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada sawo manila (Achras
zapota L.),
3. Percabangan
menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan, yang batang setiap kali menjadi
dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam (Gleichenia linearis
Clarke).
Cabang yang besar yang biasanya
langsung keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang
cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan
dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat dibedakan
seperti di bawah ini:
- Geragih (flagellum, stolo), yaitu
cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari buku-bukunya ke
atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku
ini beserta akar-akarnya masing-masing dapat terpisah merupakan
suatutumbuhan baru. Cabang yang demikian ini dibedakan lagi dalam dua
macam:
- Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki
kuda (Centella asiatica Urb.) dan arbe (Fragraria vesca
L.),
- Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cyperus
rotundus L.), kentang (Solanum tuberosum L.).
- Wiwilan atau tunas air (virga singularis),
yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan
seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar.
Seringkali terdapat pada kopi (Coffea sp.) dan pohon coklat (Theobroma
cacao L.),
- Sirung panjang (virga), yaitu
cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun, dan mempunyai
ruas-ruas yang cukup panjang. Pada cabang-cabang demikian ini tidak pernah
dihasilkan bunga, oleh sebab itu sering disebut pula cabang yang mandul
(steril),
- Sirung pendek (virgula atau virgula
sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek
yang selain daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang
dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula
cabang yang subur (fertil).
Cabang-cabang pada suatu tumbuhan
biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada
besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan.
Umumnya orang membedakan arah tumbuh
cabang seperti berikut:
- Tegak (fastigiatus), yaitu jika sudut
antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya
pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir
sejajar dengan batang pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi (Coffea sp.),
- Condong ke atas (patens), jika cabang
dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 450, misalnya
pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
- Mendatar (horizontalis), jika cabang
dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 900C,
misalnya pada pohon randu (Ceiba pentandra Gaertn.),
- Terkulai (declinatus), jika cabang pada
pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya
kopi robusta (Coffea robusta Lindl.),
- Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang
tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang-cabang tertentu pada Salix.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Nama spesies
|
Habitus
|
Tipe
|
Bentuk
|
Permukaan
|
Arah tumbuh
|
Tipe percabangan
|
1.
|
Rumput teki
|
Teki-tekian
|
Batang Mendong
|
Bangun segitiga
|
Berusuk
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
2.
|
Mendong
|
Herba
|
Batang Mendong
|
Bangun segitiga
|
Licin
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
3.
|
Pisang
|
Herba
|
Batang basah
|
Bulat
|
Licin (batang semu), kasar (batang sejati)
|
Tegak lurus
|
Simpodial
|
4.
|
Kembang telang
|
herba
|
Batang rumput
|
Bulat
|
Kasar
|
Membelit ke kiri
|
Monopodial
|
5.
|
Sirih
|
Herba
|
Batang rumput
|
Bulat
|
Kasar
|
Memanjat
|
Monopodial
|
6.
|
Bambu
|
Herba berkayu
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Licin
|
Tegak lurus
|
monopodial
|
7.
|
Kaktus
|
Suukulen
|
Batang basah
|
Pipih kladodia
|
Licin berduri
|
Tegak lurus
|
Dikotom
|
8.
|
Pepaya
|
Perdu
|
Batang Basah
|
Bulat
|
Memperlihatkan berkas-berkas daun
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
9.
|
Jambu biji
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Lepasnya kerak
|
Tegak lurus
|
Dikotom
|
10.
|
Cemara
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar
|
Condong ke atas
|
Monopodial
|
11.
|
Ketapang
|
Pohon kecil
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar
|
Tegak lurus
|
Monopodial
|
12.
|
Bogenvil
|
Perdu
|
Batang berkayu
|
Bulat
|
Kasar berduri
|
Memanjat pada duri
|
Monopodial
|
B.
Gambar hasil pengamatan
1.
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
Keterangan:
2.
Buku-buku
batang
3.
Ruas-ruas
batang
|
Keterangan:
1. Bubu-buku batang
2. Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim a.
2013. Tersedia. http://amintabin.blogspot.com(online).
Diakses 17 Maret 2013.
2.
Mendong (Fimbrystilis sp)
Keterangan:
1.
Buku-buku
batang
2.
Ruas-ruas
batang
|
Keterangan:
1. Buku-buku batang
2. Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim b. 2013. Tersedia. http://heartylollipop.blogspot.com(online). Diakses 17 Maret 2013.
3.
Pisang
(Musa paradisiacal L.)
|
1.
Buku-buku
b
|
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim c. 2013. Tersedia. http://upload.wikipedia.org(online). Diakses 17 Maret 2013.
4.
Kembang
telang (Clitoria ternatea L.)
Keterangan:
1.
Buku-buku
batang
2.
Ruas-ruas
batang
|
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas
batang
Sumber: Anonim d. 2013. Tersedia. http://id.wikipedia.org(online). Diakses 17 Maret 2013.
5.
Sirih
(Piper betle L.)
Keterangan:
a.
Ruas-ruas
batang
b.
Buku-buku
batang
|
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas batang
6.
Bambu
(Bambusa sp)
Keterangan:
1. Buku-buku batang
2. ruas-ruas batang
|
Keterangan:
1.
Buku-buku
batang
2.
Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim f. 2013. Tersedia.
http://4.bp.blogspot.com(online).
Diakses 17 Maret 2013.
7.
Kaktus
(Opuntia vulgaris)
Keterangan:
a.
g
1.Duri pada batang
2. Percabangan
batang
|
Keterangan:
2.
duri pada batang
3.
percabangan batang
Sumber: Anonim g. 2013. Tersedia. http://upload.wikimedia.org(online). Diakses 17 Maret 2013.
8.
Pepaya
(Carica papaya L.)
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas
batang
|
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim h. 2013. Tersedia. http://backupccrc.files.wordpress.com(online). Diakses 17 Maret 2013.
9.
Jambu
biji (Psidium guajava L.)
Keterangan:
a.
g
1.Buku-buku
batang
2.
Ruas-ruas
batang
|
Keterangan:
1.
Buku-buku batang
2.
Ruas-ruas batang
Sumber: Anonim i. 2013. Tersedia. http://tanamanherbal.wordpress.com(online). Diakses 17 Maret 2013.
10.
Cemara
(Casuarina equisetifolia L.)
Keterangan:
1. Buku-
buku batang
2. Percabangan
batang
a.
Buku-buk
|
Keterangan:
1. Bubu-buku batang
2. percabangan batang
Sumber: Anonim j. 2013. Tersedia. http://ahsanfile.files.wordpress.com(online). Diakses 17 Maret 2013.
11. Ketapang (Terminalia
catappa L.)
Keterangan:
1. Buku-buku batang
3.
2. Percabangan batang
|
Keterangan:
1.Buku-buku batang
2.Percabangan batang
a.
Bubu-bu
Sumber: Anonim k. 2013. Tersedia. http://upload.wikimedia.org(online).
Diakses 17 Maret 2013.
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
Keterangan:
1. Buku-buku batang
2.Percabangan
batang
|
Keterangan:
1.Buku-buku
batang
2.Percabangan
batang
b.
Bubu-buk
Sumber: Anonim l. 2013. Tersedia. http://senihias.com(online). Diakses 17 Maret 2013.
V.
ANALISIS
DATA
1.
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus
(Sumber: Steenis. 2002)
Rumput
teki merupakan habitus teki-tekian dengan tipe batang mendong. Dikatakan
berhabitus atau bersuku teki-tekian, karena merupakan salah satu suku tumbuhan
berbunga, suku ini adalah kerabat terdekat suku padi-padian dan memiliki banyak
kemiripan, orang yang kurang terbiasa sering mengacaukan teki dengan rumput
biasa karena penampilannya yang mirip. Bentuk batang mendong seperti segitiga,
karenanya bentuk batang mendong adalah bangun segitiga. Saat dipegang bagian
permukaan rumput teki terasa ada rigi-rigi yang membujur, karena permukaan
batang rumput ini ada berusuk. Arah pertumbuhannya tegak lurus dengan tipe
percabangan yang monopodial.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:78), batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang
lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus
grassus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae),
lainnya.
2.
Mendong
(Fimbrystilis sp)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Cyperales
Family :
Cyparaceaea
Genus : Fimbrystilis
Species : Fimbrystilis sp
(Sumber:
Steenis. 2002)
Tanaman mendong
memiliki ciri-ciri batang yang serupa dengan rumput teki tapi tanaman ini lebih
besar. Habitusnya berupa semak dengan tipe batang berupa mendong karena
memiliki ruas-ruas yang lebih panjang daripada tipe rumput, dan batang
berbentuk segitiga. Batangnya berwarna hijau dengan permukaan yang licin. Arah
tumbuh batang tegak lurus dengan permukaan tanah. Memiliki tipe percabangan
monopodial karena batang utamanya terlihat jelas. Arah tumbuh cabangnya tidak
diketahui dari hasil pengamatan, karena tidak mempunyai percabangan yang jelas.
Mendong merupakan tanaman berhabitus herba karena berair ketika batangnya dipatahkan.
Tipe batangnya adalah batang mendong dengan bentuk batang segitiga (triangularis) dan permukaan batang yang
bersayap. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu batang pokoknya
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya.
Arah tumbuh batang tegak lurus dengan sifat cabang geragih (stolon) merayap di
bawah tanah. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan annual, yaitu tumbuhan yang berumur
pendek, yakni kurang dari 1 tahun sudah mati atau paling lama dapat mencapai
umur satu tahun, setelah itu tanaman ini akan mati. Warna daun tumbuhan ini
yaitu hijau dengan bangun daun pita dan warna batang hijau. Mendong memiliki
perawakan yang hampir sama dengan rumput teki namun memiliki ukuran yang lebih
besar, mendong berhabitus herba. Tipe batang dari batang mendong adalah tipe
mendong, bentuk dari batangnya adalah bersegi yaitu mirip segitiga, permukaan
dari batangnya adalah kasar sama seperti pada permukaan daun bambu yaitu kasar
yang diakibatkan garis-garis. Arah tumbuh batangnya tegak lurus dan tipe
percabangannya adalah monopodial.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:78), batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang
lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus
grassus L.) dan tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae),
lainnya.
3.
Pisang
(Musa paradisiacal L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Family :
Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiacal L.
(Sumber: Steenis. 2002)
Pisang
termasuk habitus herba dengan tipe batang basah, yaitu batang yang lunak dan
berair. Batang pisang yang sering kita lihat bukan merupakan batang pisang
sebenarnya, itu merupakan batang semu, batang pisang sesungguhnya berada pada
bawah batang semu yang biasanya terletak di bawah permukaan tanah atau yang
sering kita sebut dengan bongkol pisang. Batang pada pisang sejati ini memiliki
bentuk bulat berlekuk. Permukaan batang pada batang semunya licin sedangkan
permukaan batang sejatinya kasar dengan adanya lekukan-lekukan. Arah tumbuh
batang tegak lurus dengan percabangan simpodial.
4.
Kembang
telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Rosiidae
Family :
Rosales
Genus : Clitoria
Species : Clitoria ternatea L.
(Sumber: Steenis. 2002)
Kembang
telang termasuk herba. Tipe batangnya adalah batang rumput karena batangnya
yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga.
Bentuk batangnya bulat dengan permukaan
yang kasar. Arah tumbuhnya membelit ke kiri karena arah belitan yang berlawanan
arah putaran jarum jam. Dan tipe percabangannya monopodial. Batang tanaman ini naik
ke atas dengan menggunakan cabang pembelit dan meliliti penunjangnya yang jika
kita ikuti jalannya batang yang membelit itu, maka penunjang akan selalu berada
di sebelah kiri kita. Cabang-cabangnya merupakan pendukung daun-daun dan
mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang atau bersifat sirung panjang.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:82), arah tumbuh
batang kembang telang adalah membelit ke kiri.
5.
Sirih
(Piper betle L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Magnoliidae
Family :
Piperales
Genus : Piper
Species : Piper betle L.
(Sumber:
Steenis. 2002)
Sirih termasuk habitus herba dengan tipe batang rumput, karena batangnya
yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga.
Bentuk batangnya bulat dengan permukaan yang kasar. Arah tumbuh batangnya
memanjat kesegala bidang, baik bidang rata maupun tidak. Termasuk tipe
percabangan monopodial. Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat
dan bersandar pada batang pohon lain.Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak
panjang,tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang
daun menyirip,dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan licin,
sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan
dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Daun-daun sirih yang subur berukuran antara 8sm. - 12sm.
lebar dan 10sm. - 15sm. panjang. Merupakan daun tunggal Helaian daun berbentuk
bundar telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak
bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak menggulung kebawah, permukaan
atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan bawah
agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari
permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5 – 8 cm.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:82), sirih
memiliki arah tumbuh batang yang memanjat pada akar perekatnya.
6.
Bambu
(Bambusa sp)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Cyperales
Family :
Poaceae
Genus : Bambusa
Species : Bambusa sp
(Sumber: Steenis. 2002)
Bambu
termasuk habitus herba berkayu yang batangnya bertipe batang berkayu dengan
bentuknya yang bulat. Permukaan bambu bila kita pegang licin. Arah tumbhuh
batang daun tegak lurus ke atas dengan percabangannya yang monopodial. Batang bambu berbentuk
silindris, bulat, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga (ada pula yang masif),
berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Warna
batangnya biasanya hijau dan jika sudah tua akan menguning atau cokelat.
Tumbuhnya ke atas dan tegak lurus (erectus). Batang-batang bambu muncul dari
akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua
keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam
ruas-ruas. Pelepah buluh merupakan
hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun
pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara sambungan
antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah buluh sangat penting fungsinya
yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada
beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula yang
pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu talang.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:79), bentuk batang
bambu adalah bulat.
7.
Kaktus
(Opuntia vulgaris)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliphyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Caryophylales
Family :
Cartoceae
Genus : Opuntia
Species : Opuntia vulgaris
(Sumber: Steenis. 2002)
Habitus
kaktus adalah sukulen. Batangnya mempunyai bentuk yang pipih kladodia karena
pertumbuhannya yang tanpa batas. Tipe batangnya adalah batang basah karena
batangnya lunak dan berair. Permukaan kaktus ada yang berduri ada yang tidak,
kaktus Opuntia vulgaris mempunyai
permukaan yang licin berduri. Arah tumbuh batang kaktus ini adalah tegak lurus
dengan tipe percabangannya yang dikotom.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:79), kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan
mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).
8.
Pepaya
(Carica papaya L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Violales
Family :
Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
(Sumber: Steenis. 2002)
Pepaya
yang sangat bermanfaat bagi tubuh ini berhabitus perdu dengan batang basah.
Bentuk batang pepaya bulat dan permukaannya memperlihatkan berkas-berkas daun.
Arah tumbuh batangnya ke atas tegak lurus dengan tipe percabangan yang
monopodial.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985:81), Carica
papaya L atau pepaya merupakan tumbuhan yang jelas berbatang. Pepaya
memiliki sifat batang yang basah (herbaceus) serta memperlihatkan bekas-bekas
daun. Bentuk batangnya yaitu bulat (teres), arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus), dan percabangan batangnya monopodial semu karena duduk daun langsung
duduk pada batangnya. memperlihatkan berkas-berkas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos
mucifera L..)
9.
Jambu
biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Myrtales
Family :
Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajava L.
(Sumber:
Steenis. 2002)
Jambu biji adalah tanaman berhabitus pohon kecil. Tipe batangnya batang
berkayu dengan bentuk batang yang bulat. Keadaan permukaan batangnya mengalami
lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus) ke atas dengan tipe percabangan yang Dikotom. Tumbuhan
biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar
dan keujung semakin mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu
kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan.
Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu
cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain daun juga
merupakan pendukng bunga dan buah.
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai.
Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada
ditengah-tengah dan memiliki bangun jorong. Daun jambu biji memiliki tulang
daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun
dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya
mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki
ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun
tumpul (obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer),
daging daun (intervinium) seperti perkamen (perkamenteus). Pada
umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin jika di bandingkan
dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji memiliki
permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk
silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:81), permukaan
batang jambu biji mengalami lepasnya kerak.
10. Cemara (Casuarina
equisetifolia L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Casuarinales
Family :
Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Species : Casuarina equisetifolia L.
(Sumber:
Steenis. 2002)
Habitusnya
berupa pohon berkayu dengan tipe batangnya yaitu batang berkayu. Bentuk
batangnya bulat dengan permukaan batang yang kasar dan memperlihatkan lepasnya
kerak. Arah tumbuh batangnya condong keatas dengan tipe percabangannya yang
monopodial. Arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas. Cemara merupakan tanaman berhabitus pohon. Tipe
batang tumbuhan ini adalah batang berkayu dengan bentuk batang bulat (teres) dan permukaan batang yang
memperlihatkan lepasnya kerak. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu
batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada
cabang-cabangnya. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan sifat cabang tegak
lurus. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat
bertahan hidup selama bertahun-tahun, bahakan selama ratusan tahun. Warna daun
tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya berwarna kehitaman. Cemara berhabitus
pohon kecil, memiliki tipe batang berkayu, bentuk batangnya bulat dan kasar.
Arah tumbuh batangnya adalah tegak lurus dan tipe percabangannya adalah
simpodial. Cemara ini biasanya terdapat banyak di pantai berpasir ataupun
dijadikan tanaman hias.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:87), arah tumbuh
cemara condong ke atas dan tipe percabangan yang monopodial.
11. Ketapang (Terminalia
catappa L.)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Myrtales
Family :
Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa L.
(Sumber:
Steenis. 2002)
Pohon ketapang yang banyak kita temui mempunyai tipe
percabangan monopodial dengan arah tumbuh batang yang tegak lurus. Ketapang
merupakan habitus pohon kecil yang batangnya berkayu (tipe batang). Bentuk
batang ketapang adalah bulat dengan permukaan yang kasar. Habitus tanaman ini
sangat jelas yakni pohon dengan tipe batang yang keras dan berkayu. Bentuk
batangnya bulat dengan permukaannya banyak terdapat bintil-bintil lentisel.
Arah tumbuh batangnya tegak lurus dengan permukaan tanah, dengan tipe percabangan
monopodial karena sangat jelas terlihat batang utamanya. Arah tumbuh batangnya
mendatar dengan sudut hampir 90 derajat.
Ketapang merupakan tanaman
berhabitus pohon. Tipe batang tumbuhan ini adalah batang berkayu dengan bentuk
batang bulat (teres) dan permukaan
batang yang kasar karena adanya bulu-bulu
halus. Tipe percabangan tumbuhan ini monopodial, yaitu batang pokoknya
tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya.
Arah tumbuh batang tegak lurus dengan sifat cabang tegak lurus. Tumbuhan ini
termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama
bertahun-tahun, bahkan selama ratusan tahun. Warna daun tumbuhan ini yaitu
hijau dan batangnya berwarna cokelat. Tanaman ketapang memiliki habitus pohon
kecil, batangnya cukup besar dan bertipe batang berkayu. Bentuk dari batangnya
adalah bulat dan dengan permukaan yang agak kasar. Biasanya pada batangnya
banyak terdapat lumut kerak, tapi bukan berarti semua ketapang harus mempunyai
lumut kerak. Arah tumbuh batangnya adalah tegak lurus dan tipe percabangannya
adalah monopodial. Pohon ketapang (Terminalia
catappa) bukan termasuk tumbuhan langka. Pohon ketapang kerap ditanam
sebagai pohon peneduh di tanam ataupun di pinggir jalan. Pohon ketapang
mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya
bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Selain disebut
ketapang, pohon ini memiliki berbagai nama daerah seperti hatapang (Batak),
katafa (Nias), katapieng (Minangkabau), lahapang (Simeulue), ketapas (Timor),
atapang (Bugis), talisei, tarisei, salrise (Sulawesi Utara), tiliso, tiliho,
ngusu (Maluku utara), sarisa, sirisa, sirisal, sarisalo (Maluku), lisa (Rote),
dan kalis kris (Papua).
Menurut
http://id.wikipedia.org (2010) dalam tulisannya mengenai ketapang, mengatakan
bahwa ketapang atau katapang itu merupakan sebuah pohon.
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Ordo :
Carryophyllales
Family :
Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Species : Bougainvillea spectabilis
(Sumber:
Steenis. 2002)
Bogenvil atau kembang kertas yang
sering kita temui ini mempunyai bentuk batang yang bulat dan permukaan yang
kasar berduri. Kembang ini termasuk habitus perdu yang tipe batangnya batang
berkayu. Arah tumbuh batangnya memanjat pada durinya dan percabangan yang
monopodial. Tanaman bougenville termasuk
tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya
adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah
dengan kedalaman 40 cm – 80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah
kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara. Bougenville merupakan
perdu yang memanjatdan menggantung, tinggi 0,3 m – 10 m. batang memiliki cabang
berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5 mm – 8 mm, berwarna coklat dan
majemuk. Bunga bogenville termasuk bunga majemuk, payung 3 – 15 bunga.
Bunga beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.
Kelopak bunga berbentuk tabung 2 – 4 mm. taju bunga 5 -8, berbentuk paku,
berambut halus.
Pasangan daun
yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun menyirip berdaun
satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata, bertulang
menyirip atau bertulang tiga sampai lima. Bougenville memiliki buah buni yang
masak hitam megnkilat, panjang 1 cm, bebiji dua atau karena kegagalan berbiji
satu dan tidak memiliki lekukan.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:82), arah tumbuh
batang bogenvil adalah memanjat pada durinya.
VI.
KESIMPULAN
1.
Habitus
pada batang dapat dibedakan menjadi habitus herba, semak, perdu, pohon, liana,
sukulenn, dan lainnya.
2.
Batang
tumbuhan dapat dibedakan seperti berikut: batang basah, batang berkayu, batang
rumput, dan batang mendong.
3.
Bentuk
batang tanaman bermacam-macam, antara lain: bulat, bersergi (bangun segi tiga
dan bangun segi empat), pipih (filokladia dan kladodia).
4.
Dilihat
dari permukaan batangnya, dapat dibedakan menjadi permukaan yang licin,
berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri, memperlihatkan berkas-berkas
daun, memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu, memperlihatkan banyak
lentisel, serta keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak.
5.
Arah
tumbuh batang dibedakan menjadi tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar
atau merayap, serong ke atas atau condong, mengangguk, memanjat, dan membelit
kiri atau kanan.
6.
Percabangan
pada batang ada tiga yaitu monopodial, simodial, dan dikotom atau menggarpu.
7.
Contoh
modifikasi dari batang ada kuncup, rimpang, umbi batang, dan lainnya.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Amintarti,Sri dan Maulana Khalid
Riefani 2013. Penuntun
Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Pudjoarinto. 1995. Botani.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Sumardi, I dan A. Pudjoartanto. 1983. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
UGM: Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta:Gajah Mada University Press.
Anonim. 2013. Cyperaceae.
http://id.wikipedia.org (online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim. 2013. Ketapang. http://id.wikipedia.org (online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim a. 2013. Amin Tabin:
Klasifikasi rumput teki http://amintabin.blogspot.com(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim b. 2013. All About.
http://heartylollipop.blogspot.com(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim c. 2013. Banana. http://upload.wikipedia.org(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim d. 2013. Kembang telang.
http://id.wikipedia.org(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim f. 2013. Tersedia. http://4.bp.blogspot.com(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim g. 2013. captive
prickly pear. http://upload.wikimedia.org(online). Diakses 17 Maret 2013.
Anonim h. 2013. Buah Pepaya.
http://backupccrc.files.wordpress.com(online).
Diakses 17
Maret 2013.
Anonim i. 2013. jambu biji
>> informasi tanaman herbal. http://tanamanherbal.wordpress.com(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim j. 2013. Foto Gambar
Pohon Cemara. http://ahsanfile.files.wordpress.com(online). Diakses 17
Maret 2013.
Anonim k. 2013. Terminalia
catappa. http://upload.wikimedia.org(online).
Diakses 17
Maret 2013.
Anonim l. 2013. Bogenvil.
http://senihiascom(online). Diakses 17
Maret 2013.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking